Tuesday, October 15, 2019
Tangga Nada
Pengertian dan Tingkatan Tangga Nada
Tangga nada adalah susunan dari beberapa nada yang diatur sesuai dengan aturan interval
(jarak) tertentu. Disebut tangga nada apabila sebuah tangga nada terdiri atas delapan tingkatan
dengan urutan dari tingkat pertama sampai delapan.
Tingkatan tersebut, yaitu tonika (1), suptonika (2), median (3), subdominan (4), dominan (5),
submedian (6), laiding tone (7), dan oktaf (8)). Tangga nada dibagi menjadi dua, yaitu tangga
nada mayor dan minor. Tiap tangga nada dibedakan dengan jarak.
Oktaf adalah kumpulan delapan nada berturut-turut.
Tangga nada mayor berjarak 1 – 1 – 1/2 - 1 – 1 – 1 – 1/2. Oleh karena itu, sekarang kita akan
membahas tangga nada diatonis minor dan pentatonis.
a. Tangga Nada Minor Diatonis
Tangga nada minor, yaitu tangga nada yang mempunyai jarak atau interval 1 – 1/2 - 1 – 1 – 1 –
1/2 - 1 – 1. Adapun urutan nadanya dimulai dengan nada (la) dan diakhiri dengan nada (la) oktaf
atas. Lagu yang bertangga nada minor biasanya berakhir dengan nada la, tetapi ada juga yang
diakhiri nada lain seperti 3 (mi). Perhatikan contoh susunan tangga nada minor di bawah ini!
Tangga nada minor menimbulkan kesan sedih dan pilu. Tangga nada minor dibagi menjadi empat
jenis, yaitu sebagai berikut :
1) Minor asli, yaitu susunan tangga nada minor yang belum mengalami perubahan. Contohnya,
lagu Syukur ciptaan H Muntahar dan Trima Kasihku ciptaan Sri Widodo.
2) Minor harmonis, yaitu susunan tangga nada minor yang setiap urutan nada ke-7 dinaikkan
setengah nada. Contohnya, lagu Warung Pojok Ciptaan Abdul Ajib
3) Minor melodis, yaitu tangga nada minor yang setiap urutan nada ke –6 dan ke-7 dinaikkan
setengah nada. Contohnya, lagu Bing ciptaan Titik Puspa.
4) Minor zigana, yaitu tangga nada minor yang setiap urutan nada ke-4, -6, dan –7 dinaikkan
setengah nada. Contohnya lagu yang berirama padang pasir.
b. Tangga Nada Pentatonis
Tangga nada pentatonis, yaitu susunan nada yang terdiri atas lima nada. Tangga nada pentatonis
banyak terdapat di wilayah Nusantara sehingga tidak mengherankan jika musik Nusantara banyak
yang menggunakan tangga nada pentatonis.
Seiring perkembangan zaman, tangga nada pentatonis dapat dikembangkan menjadi tangga nada
heptatonis. Namun, pada kenyataannya, tangga nada heptatonis (seperti lagu gambang suling
ciptaan Ki Nartosabdo dan lumbung desa ciptaan Martopangrawit) masih tetap dalam anggota
pentatonis. Hal ini dapat dibuktikan dengan dua cara.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
see you