TEMA 8 :
Lingkungan Sahabat Kita
SUB 1 :
Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran : 6
Hari / tanggal : Selasa, 3 Maret 2019
KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Bahasa Indonesia
Kompetensi
Dasar (KD)
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
3.8
Menguraikan urutan peristiwa atau
tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi
|
3.8.1 mengidentifikasi
peristiwa pada teks.
|
4.8
Menyajikan kembali peristiwa atau
tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi
|
4.8.1 Menyajikan
peristiwa pada teks.
|
IPA
Kompetensi
Dasar (KD)
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
3.8
Menganalisis siklus air dan dampaknya
pada peristiwa di bumi serta kelangsungan makhluk hidup
|
3.8.1 mengidentifikasi
keragaman sosial budaya dalam masyarakat.
|
4.8
Membuat karya tentang skema siklus
air berdasarkan informasi dari berbagai sumber
|
4.8.1 Membuat
karya keragaman sosial budaya dalam masyarakat.
|
SBdP
Kompetensi
Dasar (KD)
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
3.2
Memahami tangga nada
|
3.2.1 mengidentifikasi
berbagai tangga nada dengan benar.
3.2.2 menjelaskan pengertian tangga nada
minor.
|
4.2
Menyanyikan lagu-lagu dalam berbagai tangga
nada dengan iringan musik
|
4.2.1 Menyanyikan
lagu “Syukur” yang bertangga nada minor.
|
Belajar
Toleransi dari Permainan Tradisional Anak
Pada
hari Minggu, 11 Desember 2016 digelar acara Festival Permainan Tradisional Anak
Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah.Acara ini biasa digelar setiap
tahun.Tujuan digelarnya acara ini adalah supaya anak Indonesia mengenal
keragaman lingkungan dan kebudayaannya.Saat ini anak-anak dibanjiri dengan
permainan digital melalui alat-alat elektronika.Dengan permainan digital itu
anak merasa tidak perlu bermain dengan teman sebayanya.Oleh karena itu,
permainan tradisional menjadi jurus ampuh agar anak-anak kembali kepada
nilai-nilai kebersamaan.Hal tersebut setidaknya diutarakan Zaini Alif dari
Komunitas Hong saat di acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia.
“Banyak
permainan tradisional di Indonesia yang tidak hanya menyajikan keseruan, tapi
juga kaya nilai-nilai.Misalnya di Jawa ada permainan dingklik oglak aglik, di
Sunda ada perepet jengkol, dan sebagainya.Keragaman itu mengajarkan bagaimana
kita toleran atas perbedaan.Jadi perbedaan bukan menjadi sesuatu yang harus
diperdebatkan, justru itu bisa menjadi suatu keunggulan,” kata Zaini.
Permainan
Dhingklik Oglak Aglik
dan Permainan Perepet Jengkol
dan Permainan Perepet Jengkol
Permainan
tradisional merupakan permainan sederhana dimainkan oleh anak-anak jaman dulu.
Kebanyakan permainan ini memang dilakukan dengan cara kelompok. Kehidupan
masyarakat di masa lalu yang bisa dibilang tidak mengenal dunia luar menuntun
mereka pada kegiatan sosial dan kebersamaan yang tinggi.Hal ini yang kemudian
mendorong terciptanya beberapa jenis permainan tradisional.
Sayangnya
perkembangan jaman khususnya perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat
jenis permainan ini perlahan mulai menghilang. Beberapa macam permainan
tradisional antara lain sebagai berikut : Gobag Sodor, Delikan, Ingkling,
Benthik, Dakon, Jamuran, Eggrang, Bebentengan, Sunda Manda, Maqgalaceng,
Allogo, Ceklen dan masih banyak yang lainnya.
Permainan
dhingklik oglak aglik serupa dengan permainan perepet jengkol.Keduanya
merupakan permainan tradisional anak.Permainan dhingklik oglak aglik dimainkan
di Jawa Tengah dan permainan perepet jengkol dimainkan di Jawa Barat.
Arti
dari permainan dingklik oglak-aglik ini terdiri dari dua arti, yaitu dingklik
dalam bahasa Jawa yang berarti bangku yang pendek, sedangkan oglak-aglik
artinya goyang-goyang.Dan arti keseluruhannya adalah bangku pendek yang
bergoyang-goyang.
Maksud
dari permainan ini adalah mengajarkan tentang kepemimpinan, kekompakan dan
ketahanan dalam suatu kelompok.Semua berhak untuk menjadi pemimpin tanpa adanya
syarat atau apapun itu. Ketika pemimpin yang adil dan bijak dalam menyikapi
suatu hal, maka ketahanandan kekompakan dalam suatu kelompok akan terjaga. Oleh
karenanya permainan ini bukan dikategorikan sebagai permainan pertandingan,
namun permainan ketahanan dan keseimbangan.
Sedangkan
permaian Prepet Jengkol banyak dimainkan di daerah Jawa Barat. Meski nama
permainannya adalah perepet jengkol tapi sebenarnya dalam permainan tradisional
tersebut sama sekali tidak melibatkan jengkol. Permainan tradisional ini
berkembang dengan populer di kalangan suku sunda pada jaman dulu. Perepet
jengkol ini dilakukan sedikitnya oleh tiga orang, namun akan semakin ramai
kalau dimainkan oleh lebih dari tiga orang.
Kedua
permainan ini dilakukan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri atas
3-5 anak.Semua anggota berdiri melingkar saling membelakangi dan berpegangan
tangan.Kaki kanan atau kaki kiri setiap anggota kelompok lalu saling bertautan.
Kemudian,
dengan satu kaki yang menapak, mereka bergerak melingkar sambil menyanyikan
lagu daerah. Kelompok yang paling lama mempertahankan tautan kaki sambil
bergerak akan menjadi pemenang. Berikut lagu yang dinyanyikan di Jawa Tengah.
Ayo
Bernyanyi
Nyanyikan
lagu “Syukur” berikut bersama teman-temanmu dengan khidmat.Pahamilah makna
lirik atau syairnya.
Lagu
“Syukur” merupakan salah satu lagu wajib.Lagu wajib adalah lagu yang wajib
dipelajari oleh siswa dalam rangka menanamkan rasa cinta tanah air, menghargai
jasa pahlawan, dan membakar semangat perjuangan agar selalu menyala.Wajib untuk
sebuah negara tentunya lagu yang mengungkapkan rasa patriotik, semangat
perjuangan, semangat mencintai negara dan lagu yang mampu membawa identitas
sebuah negara. Ciri-ciri lagu wajib antara lain sebagai berikut.
- Lirik
lagu wajib bertujuan untuk menanamkan sikap cinta tanah air, kepahlawanan,
nasionalisme, serta rela berkorban demi bangsa dan negara.
- Biasanya,
lagu wajib menggunakan irama yang penuh semangat dan atau berupa himne.
- Lagu-lagu
wajib diajarkan, dipelajari, dan dihayati sesuai dengan maksud dan tujuan
yang terkandung di dalamnya.
”Syukur”
menunjukan kan rasa terima kasih bangsa Indonesia yang tulus atas karunia Tuhan
memberikan tanah air Indonesia. Lagu dimaksudkan sebagai pengakuan rakyat
Indonesia bahwa hanya disebabkan atas kebesaran Tuhan dan kemurahan hati-Nya
saja, bangsa Indonesia diberikan bumi pertiwi ini.Maka, ucapan syukur yang
disembahkan kehadirat-Nya mesti senantiasa dilakukan semua anak bangsa
Indonesia.
Lirik
Lagu Syukur
Ciptaan:
H. Mutahar
Dari
yakinku teguh
Hati
ikhlasku penuh
Akan
karuniamu
Tanah
air pusaka
Indonesia
merdeka
Syukur
aku sembahkan
Kehadirat-Mu
Tuhan
Bersyukur
sebagai negara merdeka harus terus kita wujudkan dalam setiap kesempatan, kapan
pun dan di mana pun.Rasa syukur sebagai bentuk cinta tanah air dapat kita
lakukan dengan berbagai hal, salah satunya dengan menjaga persatuan dan
kesatuan dalam keberagaman bangsa.
Tangga
nada adalah urutan nada yang disusun secara berjenjang.Disebut tangga nada
apabila sebuah tangga nada terdiri atas delapan tingkatan dengan urutan dari
tingkat pertama sampai delapan.Tangga nada dibagi menjadi dua, yaitu tangga
nada mayor dan minor.Tiap tangga nada dibedakan dengan jarak.
Tangga
Nada Minor
Dalam
teori musik, tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik.Tangga
nada ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam
tangga nada minor (asli) adalah: 1, ½, 1, 1, ½, 1, 1. Sebagai contoh, tangga
nada A minor adalah A, B, C, D, E, F, G, A’.
Tangga
nada minor dapat dilihat sebagai mode musik ke-enam dalam tangga nada
mayor.Tangga nada minor kadangkala dianggap mempunyai bunyi yang cenderung
lebih sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.Ciri-cirinya adalah sebagai
berikut.
- Bersifat
sedih.
- Kurang
bersemangat.
- Biasanya
diawali dan diakhiri dengan nada La = A.
- Mempunyai
pola interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1.
Beberapa
lagu yang dimainkan di tangga nada minor adalah lagu Syukur ciptaan H.
Muntahar, Gugur Bunga ciptaan Ismail Marzuki, Bubuy Bulan, Tuhan ciptaan
Bimbo, dan Trima Kasihku ciptaan Sri Widodo.
No comments:
Post a Comment
see you