Tuesday, September 3, 2024

Norma yang berlaku di Masyarakat

 Hari/Tanggal               : Selasa, 3 September  2024

Kelas                            : IV 

Muatan Pelajaran         : 

1. Pendidikan Pancasila :  Konstitusi dan Norma di Masyarakat

Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila :

1. Peserta didik menunjukkan makna sila-sila Pancasila, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; mengenal karakter para perumus Pancasila; menunjukkan sikap bangga menjadi anak Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2. Peserta didik mengidentifikasi dan melaksanakan aturan di sekolah dan lingkungan tempat tinggal; mengidentifikasi dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

3. Peserta didik membedakan dan menghargai identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, suku bangsa, bahasa, agama dan kepercayaannya di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

4. Peserta didik mengidentifikasi lingkungan tempat tinggal (RT, RW, desa atau kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; menunjukkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan di lingkungan tempat tinggal dan sekolah. 

2. Matematika 

Matematika                     :  Faktor dan Kelipatan

CP: 

Fase B Berdasarkan Elemen :

ELEMEN

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Bilangan

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar, dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor.

Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu dan antarpecahan dengan penyebut yang sama. Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika.

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal.  Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.

Aljabar

Peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100. Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau objek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

Pengukuran

Peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.  Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.

Geometri

Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.

Analisis Data Dan Peluang

Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).

3.IPAS

4.Bahasa Indonesia

CP: 

1.       Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

2.       Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

3.       Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.

4.       Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.

5.       Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.

6.       Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.

7.       Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

8.       Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

9.       Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.

10.   Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.

11.   Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.

12. Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam. 

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

Apa kabar anak sholih sholihah…

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat

 Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ujian hari ini! Jangan lupa tingkatkan iman dan takwa dengan selalu rajin melaksanakan solat 5 waktu, murojaah, sholat sunah Dhuha.

Yuk simak ringkasan materi dibawah ini....

Pendidikan Pancasila

Pada pembelajaran Pendidikan Pancasila kelas IV Sekolah Dasar Unit 2 Konstitusi dan Norma di Masyarakat terdapat muatan pembelajaran mengenai Hakikat dan Klasifikasi Norma. Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah peserta didik dapat mengklasifikasikan norma dan aturan yang berlaku di lingkungan sekitarnya dan peserta didik dapat memberikan contoh pelaksanaan norma di lingkungan sekitarnya. Berikut ini penjelasan mengenai Hakikat dan Klasifikasi Norma.

A. Hakikat Norma
1. Makna Norma
Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “norm” yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman, baik tertulis maupun tidak tertulis. Secara sederhana, norma dapat diartikan sebagai kaidah atau ketentuan yang harus dipedomani oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya.

Beberapa ciri yang melekat pada norma yang ada dalam masyarakat setelah menyimak karekteristik yang dikemukakan di atas, diantaranya:
  1. Biasanya berbentuk tidak tertulis;
  2. Bersifat mengingat dan memiliki sanksi bagi anggota masyarakat yang melanggaranya;
  3. Merupakan hasil dari permufakatan para anggota masyarakat;
  4. Wajib dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat;
  5. Bersifat dinamis, artinya dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat.

2. Klasifikasi Norma
Terdapat beberapa norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari sumber dan sanksinya, antara lain:

a. Norma Agama
Norma agama, adalah kaidah-kaidah atau pengaturan hidup yang dasar sumbernya dari wahyu Ilahi. Norma agama merupakan suatu aturan hidup yang harus diterima dari sang Kholik (pencipta) kepada manusia sebagai mahluk (yang diciptakaan) sebagai pedoman baik itu sebagai perintah, larangan atau anjuran lainnya. Norma ini dimaksudkan untuk mencapai kesucian hidup beriman dan sanksinya berasal dari yang maha kuasa. Contoh norma agama ini, diantaranya sebagai berikut:
  • Kewajiban melaksanakan beribadah.
  • Menjauhi larangan, seperti membunuh, mencaci, menyakiti diri sendiri dan orang lain, menghina, mencuri, memfitnah, berjudi, meminum-minuman keras, menipu, dan sebagainya.
  • Melaksanakan anjuran, seperti berbagi harta berupa sumbangan, membantu fakir miskin, memelihara tali persaudaraan, memelihara lingkungan, dan lainnya, tidak membantah terhadap orang tua, dan sebagainya.
  • Berdoa sebelum makan, sebelum tidur, sebelum perjalanan, sebelum belajar, sebelum memasuki tempat ibadah, dan lain-lain.
  • Tidak mencuri barang atau sesuatu yang bukan milik kita.
  • Tidak menghina maupun mencela orang lain.

b. Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan, yaitu norma yang lahir dari hati nurani manusia. Setiap manusia memiliki hati nurani yang merupakan pembeda dari mahluk-mahluk lain ciptaan yang Maha Kuasa. Norma kesusilaan ini sama dengan moral atau akhlak. Norma ini lahir untuk menjaga kesucian atau kebersihan hati nurani serta akhlaq. Adapun sanksinya bagi pelanggar adalah berupa sanksi moral yang lahir dari hati nurani itu sendiri, biasanya berupa penyesalan. Di antara norma kesusilaan yang nampak dalam kehidupan masyarakat, antara lain:
  • Kita harus berlaku jujur;
  • Jangan membuat kegaduhan dalam kehidupan masyarakat;
  • Tidak melakukan penipuan;
  • Jauhi sifat bohong terhadap diri sendiri atau orang lain;
  • Menghargai dan menghormati orang lain;
  • Berlaku adil dan berbuat baik terhadap sesama;
  • Berlaku jujur dan benar, dan lainnya.

c. Norma Kesopanan
Norma Kesopanan, yaitu ketentuan yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan. Norma ini biasanya berupa kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Contoh norma ini, di antaranya sebagai berikut:
  • Bertutur kata yang sopan dengan tidak menyakiti yang lain.
  • Memohon izin untuk memasuki rumah orang lain.
  • Menghormati orang tua.
  • Memberikan kesempatan untuk duduk kepada orang tua, atau orang sakit, dan lainnya ketika di kendaraan umum.
  • Menghormati guru dan lainnya.
  • Tidak berkata kasar dan membentak orang tua.
  • Menaati perintah kedua orang tua.
  • Tidak memaksakan keinginan pada orang yang lebih tua.
  • Berbicara sopan dan baik kepada orang yang lebih tua.
Norma
d. Norma Hukum
Norma Hukum, merupakan ketentuan yang dibuat atau ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang membuat ketentuan tersebut. Norma hukum dibuat untuk mengatur pergaulan manusia untuk mencapai ketertiban dan kedamaian. Setiap manusia dipaksa untuk mematuhi norma hukum, serta diancam diberikan sanksi/hukuman apabila melanggar norma tersebut. Contoh norma ini, di antaranya sebagai berikut:
  • Melakukan penganiayaan kepada orang lain diancam hukuman terdapat dalam KUHP.
  • Melakukan penipuan dalam proses jual beli, apapun barang dan jenisnya diancam dalam KUHP. 
  • Pembunuh diancam dengan hukuman yang sesuai yang terdapat dalam KUHP dan sebagainya.
  • Menaati rambut lalu lintas. Jika melanggar sanksi yang diberikan jika melanggar adalah tilang berupa denda.
  • Membayar pajak tepat waktu. Jika melanggar  sanksi yang diberikan jika melanggar adalah membayar denda.
BAHASA INDONESIA
 Anak-anak apakah kamu sudah mempelajari tentang kata kerja dalam pelajaran Bahasa Indonesia

Kata kerja atau verba merupakan kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. 

Kita menggunakan kata kerja ketika menyusun kalimat, baik dalam kalimat transitif maupun kalimat intransitif.

Menurut KBBI, transitif bersangkutan dengan kata kerja yang memerlukan objek. Atau dengan kata lain, kalimat transitif adalah kalimat yang memerlukan objek. 

Kebalikannya, kalimat intransitif adalah kalimat tanpa objek langsung atau pelengkap penderita (tentang verba).

Setelah beberapa waktu lalu, teman-teman belajar menyusun kalimat transitif dan intransitif, kali ini kita akan mengenal kata kerja. 

Pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Belajar, kita akan belajar menyebutkan kata dasar yang luluh ketika diberi awalan 'me-'. 

Awalan 'Me-'

Dalam buku Bahasa Indonesia "untuk Kelas IV SD Kurikulum Merdeka Bab 2  dijelaskan fungsi awalan 'me-'. 

Awalan 'me-' merupakan awalan yang dapat mengubah kata dasar dan kata benda menjadi kata kerja. 

Tergantung dari kata dasarnya, awalan 'me-' dapat berubah bentuk menjadi: 

  • 'men-'
  • 'mem-'
  • 'meng-'
  • 'meny-'

Kata dasar dapat luluh ketika diberi awalan 'me-' menjadi bentuk di atas, atau tetap pada bentuk dasarnya meski sudah diberi awalan. 

Kata Dasar yang Luluh Setelah diberi Awalan 'Me-'

Kita akan mencari contoh kata dasar yang luluh ketika diberi awalan 'me-'. 

1. Mendengar 

Mendengar diperoleh dari awalan 'me-' + dengar menjadi mendengar. Artinya kata dasar 'dengar' luluh menjadi 'mendengar'.

Kata kerja 'mendengar' berarti dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga.

2. Menulis

Menulis diperoleh dari awalan 'me-' + tulis menjadi menulis. Artinya kata dasar 'tulis' luluh menjadi 'menulis'.

Kata kerja 'menulis' berarti membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan alat tulis. 

3. Menyuling

Menyuling diperoleh dari awalan 'me-' + suling menjadi menyuling. Artinya kata dasar 'suling' luluh menjadi 'menyuling'. 

Kata kerja 'menyuling' berarti meniup suling.

4. Menyentuh

Menyentuh diperoleh dari awalan 'me-' + sentuh menjadi menyentuh. Artinya kata dasar 'suling' luluh menjadi 'menyentuh'. 

Kata kerja 'menyentuh' berarti mengenai atau menyinggung sedikit. 

5. Menyenggol

Menyenggol diperoleh dari awalan 'me-' + senggol menjadi menyenggol. Artinya kata dasar 'senggol' luluh menjadi 'menyenggol'. 


Kata kerja 'menyenggol' berarti menyentuh atau menyinggung. 

6. Memegang

Memegang diperoleh dari awalan 'me-' + pegang menjadi memegang. Artinya kata dasar 'pegang' luluh menjadi 'memegang'. 

Kata kerja 'memegang' berarti memaut dengan tangan; menggenggam.

7. Mengemudi

Mengemudi diperoleh dari awalan 'me-' + kemudi menjadi mengemudi. Artinya kata dasar 'kemudi' luluh menjadi 'mengemudi'. 

Kata kerja 'mengemudi' berarti izin untuk menjalankan kendaraan bermotor.

8. Mengupas

Mengupas diperoleh dari awalan 'me-' + kupas menjadi mengupas. Artinya kata dasar 'kupas' luluh menjadi 'mengupas'. 

Kata kerja 'mengupas' berarti membuka dengan membuang kulitnya (tentang buah-buahan dan sebagainya).

9. Mendorong

Mendorong diperoleh dari awalan 'me-' + dorong menjadi mendorong. Artinya kata dasar 'dorong' luluh menjadi 'mendorong'. 

Kata kerja 'mendorong' berarti menolak dari bagian belakang atau bagian depan; menyorong.

10. Menyingkir

Menyingkir diperoleh dari awalan 'me-' + singkir menjadi menyingkir. Artinya kata dasar 'singkir' luluh menjadi 'menyingkir'. 

Kata kerja 'menyingkir' berarti menyisih supaya tidak terbentur (tertabrak, tertumbuk, dan sebagainya) oleh orang (kendaraan dan sebagainya).

11. Menyapu

Menyapu diperoleh dari awalan 'me-' + sapu menjadi menyapu. Artinya kata dasar 'sapu' luluh menjadi 'menyapu'. 

Kata kerja 'menyapu' berarti membersihkan dengan sapu, mengusap, menghapus, menyeka. 

12. Menari

Menari diperoleh dari awalan 'me-' + tari menjadi menari. Artinya kata dasar 'tari' luluh menjadi 'menari'. 

Kata kerja 'menari' berarti memainkan tari (menggerak-gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan sering diiringi dengan bunyi-bunyian).

13. Mengetik

Mengetik diperoleh dari awalan 'me-' + ketik menjadi mengetik. Artinya kata dasar 'ketik' luluh menjadi 'mengetik'. 

Kata kerja 'mengetik' berarti cara menggunakan mesin tik dengan semua jari dari kedua tangan untuk menjamin kecepatan bekerja.

14. Menyalin

Menyalin diperoleh dari awalan 'me-' + salin menjadi menyalin. Artinya kata dasar 'salin' luluh menjadi 'menyalin'. 

Kata kerja 'menyalin' berarti menukar dengan yang lain; mengganti, menulis kembali, meniru. 

15. Menabrak

Menabrak diperoleh dari awalan 'me-' + tabrak menjadi menabrak. Artinya kata dasar 'tabrak' luluh menjadi 'menabrak'. 

Kata kerja 'menabrak' berarti melanggar; menubruk; menumbuk.

 Matematika

Faktor adalah bilangan-bilangan yang bisa membagi suatu bilangan sampai habis.

Misalnya bilangan A habis dibagi oleh bilangan B, maka bilangan B adalah faktor dari bilangan A.

Sedangkan kelipatan adalah hasil perkalian bilangan dengan bilangan asli secara berurutan.

Bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dari angka 1 dan seterusnya.

Lalu, bagaimana cara menentukan faktor dan kelipatan suatu bilangan? Yuk, cari tahu bersama!

"Faktor adalah bilangan yang bisa dibagi sampai habis, sedangkan kelipatan adalah hasil perkalian bilangan secara berurutan."


Cara Menentukan Faktor Bilangan

Misalnya menentukan faktor dari bilangn 12.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan.

Bilangan 12 diuraikan menjadi perkalian dua bilangan sebagai berikut.

12 = 1 x 12

12 = 2 x 6

12 = 3 x 4

Jadi, faktor dari bilangan 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.

"Faktor ditentukan dengan melakukan perkalian dua bilangan."

Cara Menentukan Kelipatan Bilangan

Kelipatan bilangan ditentukan dengan cara menambahkan angka kelipatan dari bilangan sebelumnya atau mengalikan angka kelipatan dengan bilangan 1, 2, 3, dan seterusnya.

Contohnya bilangan kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, dan seterusnya.

Bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, dan seterusnya.

Kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah 12, 24, 36, dan seterusnya.

Nah, itulah cara menentukan faktor dan kelipatan bilangan, AdjariaTonton video ini, yuk!


IPAS

Apakah anak-anak  pernah mengamati perubahan wujud benda? Selain dipelajari pada materi pelajaran di sekolah, perubahan wujud benda sangat dekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Itulah sebabnya kalian perlu mengenal dan memahami materi ini, mulai dari pengertian, sifat- sifat, macam-macam, penyebab, dan contoh- contohnya yang terjadi di sekitar lingkungan. 

Selain dapat menguasai materi pelajaran di sekolah, mengenal dan memahami perubahan wujud benda dapat Grameds manfaatkan teorinya untuk kebutuhan sehari- hari. Berikut ini penjelasan tentang perubahan wujud benda yang perlu disimak:  

Pengertian Perubahan Wujud Benda

Perubahan wujud benda adalah salah satu bentuk terjadinya gejala perubahan pada suatu benda menjadi berbeda wujud dari sebelumnya, baik ukuran, bentuk, warna, dan aroma atau bau nya yang berubah. Proses perubahan bentuk ini dapat terjadi dengan berbagai cara dan beberapa prosesnya dapat dilihat dengan mata telanjang manusia. Wujud benda dapat berupa cair. Gas, atau padat yang memiliki molekul gerak translasi atau gerak pindah tempat dan gerak vibrasi atau bisa saja bergerak di tempat. 

Pada kondisi tertentu suatu zat benda yakni padat, cair, dan gas tidak bisa mempertahankan bentuknya. Itulah sebabnya bisa mengalami perubahan wujud seperti berubah warnanya, berubah bentuknya, dan muncul bau atau aroma lain dari wujud sebelumnya.  Hal tersebut terjadi tentu bukan tanpa sebab, melainkan karena zat benda tersebut dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh panas, suhu, kelembapan, dan sebagainya. 

Perubahan wujud tersebut dapat bersifat atau tidak sementara yang artinya menghasilkan zat yang baru dan tidak bisa dikembalikan lagi pada wujud awalnya. Itulah sebabnya perubahan wujud sebuah benda sangat berkaitan dengan perubahan fisika, kimia, dan biologi yang menjadi penyebab mengapa suatu zat benda dapat berubah menjadi wujud benda yang lain. Pada proses perubahan wujud tersebut ada yang memerlukan kalor atau melepaskan kalor. 

IPAS


Simak video berikut!





Setelah belajar mengenai perubahan wujud benda, mari kita menjawab  soal berikut!

Pilihlah huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat!

Soal No.1
Banu membeli es krim karena cuaca sedang panas. Kemudian Banu memakannya di luar ruangan. Es krim tersebut akan mengalami proses...
A. membeku
B. mencair
C. menguap
D. menyublim

Soal No.2
Agar-agar yang dimasak semula berwujud cair. Jika dibiarkan lama-kelamaan akan menjadi padat karena....
A. melepaskan kalor
B. menyerap kalor
C. volumenya bertambah
D. volumenya tetap

Soal No.3
Perhatikan gambar di bawah!
Perubahan wujud benda yang terjadi pada aktivitas di atas yaitu....
A. mencair
B. membeku
C. menyublim
D. menguap

Soal No.4
Ibu memasak mentega di dapur. Mentega yang dipanaskan akan berubah wujud dari....
A. padat menjadi cair
B. cair menjadi padat
C. cair menjadi gas
D. gas menjadi cair

Soal No.5
Perhatikan gambar di bawah!
Perubahan wujud yang terjadi pada gambar di atas disebut...
A. menyublim
B. menguap
C. mengembun
D. deposisi

Soal No.6
Banu, Indah, Tono, dan Chantika melakukan suatu percobaan. Mereka meletakkan masing-masing 1 buah lilin pada 2 pemanas yang berbeda. Pemanas yang satu nyala apinya lebih besar dibanding pemanas lain. Percobaan tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa. . .

A. volumenya benda tetap meski kalor yang diterima berbeda

B. semakin besar kalor yang diterima, semakin cepat mencair

C. semakin kecil kalor yang diterima, semakin cepat mencair

D. volume benda berubah tergantung kalor yang diterima

Soal No.7
Bensin yang dibiarkan di ruangan terbuka akan berubah wujud menjadi ...
A. padat
B. cair
C. gas
D. lonjong

Soal No.8
Perhatikan gambar di bawah!
Andika memasukkan es ke dalam air minumannya. Kemudian muncul butiran air di bagian dinding gelas. Perubahan tersebut dinamakan....
A. mencair
B. menguap
C. mengembun
D. menyublim

Soal No.9
Pada sore hari langit tampak mendung. Beberapa saat turunlah hujan. Proses perubahan wujud pada peristiwa hujan yaitu...
A. awan (padat) menjadi hujan (cair)
B. awan (gas) menjadi hujan (cair)
C. awan (cair) menjadi hujan (gas)
D. awan (padat) menjadi hujan (cair)

Soal No.10
Deposisi merupakan salah satu perubahan wujud yang terjadi akibat....
A. menerima kalor
B. melepas kalor
C. menerima tekanan
D. melepas tekanan

Soal No.11
Perhatikan gambar di bawah!
Benda pada gambar di atas sering diletakkan di dalam lemari. Perubahan wujud benda tersebut dapat mengharumkan ruangan. Perubahan wujud yang terjadi yaitu...
A. deposisi
B. menyublim
C. menguap
D. mengembun

Soal No.12
Petani garam memisahkan air dengan padatan garam sehingga terbentuk kristal-kristal garam. Kristal garam tersebut terbentuk akibat...
A. angin yang berhembus kencang
B. air laut membeku
C. penguapan air laut
D. air laut yang mengembun

Soal No.13
Perubahan wujud benda dari gas menjadi padat disebut...
A. deposisi
B. menyublim
C. membeku
D. menguap

Soal No.14
Perhatikan tabel di bawah!
PeristiwaPerubahan Wujud
1. Mentega yang dipanaskana. Menyublim
2. Bensin dalam wadah terbukab. Menguap
3 Air yang dimasukkan ke freezerc. Mencair
4. Agar-agar panas yang kemudian dingind. Membeku
Pasangan antara peristiwa dan perubahan wujud yang benar adalah...
A. 2-b dan 4-a
B. 3-d dan 4-b
C. 2-c dan 1-b
D. 1-c dan 3-d

Soal No.15
Perhatikan gambar di bawah!
Bapak guru beserta para siswa melakukan pratikum seperti gambar di atas. Kegunaan es pada pratikum tersebut yaitu...

A. memperlambat perubahan uap kapur barus menjadi padat

B. mempercepat penerimaan kalor agar uap kapur barus menjadi padat

C. menurunkan temperatur di sekitar agar uap kapur barus menjadi padat

D. menaikkan suhu ruangan agar kapur





No comments:

Post a Comment

see you