Monday, October 28, 2024

Materi Kelas IV Kurikulum Merdeka

Hari/Tanggal                   : Senin, 28 Oktober 2024

Kelas                                : IV (Empat) 

Mata Pelajaran                : 

Pancasila                      : Musyawarah

Matematika                   : Pecahan

Bahasa Indonesia         : BAB 4 Meliuk dan Menerjang

Seni Musik                       : Alat musik Melodis

CP: 

1.       Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

2.       Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

3.       Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.

4.       Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.

5.       Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.

6.       Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.

7.       Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

8.       Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

9.       Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.

10.   Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.

11.   Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.

12. Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam. 

Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila :

1. Peserta didik menunjukkan makna sila-sila Pancasila, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; mengenal karakter para perumus Pancasila; menunjukkan sikap bangga menjadi anak Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2. Peserta didik mengidentifikasi dan melaksanakan aturan di sekolah dan lingkungan tempat tinggal; mengidentifikasi dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

3. Peserta didik membedakan dan menghargai identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, suku bangsa, bahasa, agama dan kepercayaannya di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

4. Peserta didik mengidentifikasi lingkungan tempat tinggal (RT, RW, desa atau kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; menunjukkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan di lingkungan tempat tinggal dan sekolah. 

Capaian Pembelajaran Seni Musik: 
1. peserta didik mampu mengimitasi dan menata bunyi-musik sederhana dengan menunjukkan kepekaan akan unsur-unsur bunyi-musik baik intrinsik maupun ekstrinsik

2. peserta didik mampu mengenali diri sendiri, sesama, dan lingkungan yang beragam (berkebhinekaan), serta mampu memberi kesan atas praktik bermusik lewat bernyanyi atau bermain alat/media musik baik sendiri maupun bersama-sama dalam beragam bentuk: lisan, tulisan/gambar, atau referensi lainnya.

3. peserta didik mampu menyimak, mendokumentasikan secara sederhana, dan menjalani kebiasaan bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik sejak dari persiapan, saat bermusik, maupun usai berpraktik musik, serta memilih secara aktif dan memainkan karya musik sederhana secara artistik, yang mengandung nilai-nilai positif dan membangun.

4. peserta didik mampu mengembangkan, mengimitasi, dan menata bunyi-musik sederhana menjadi pola baru dengan mempertimbangkan unsur-unsur bunyi-musik intrinsik maupun ekstrinsik.

5. peserta didik mampu menjalani, mendokumentasikan kebiasaan bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-kegiatan bermusik lewat bernyanyi dan memainkan media bunyi-musik sederhana serta mendapatkan pengalaman dan kesan baik bagi diri sendiri, sesama, dan lingkungan

Matematika              :  Pecahan

CP: 

Fase B Berdasarkan Elemen :

ELEMEN

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Bilangan

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar, dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor.

Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu dan antarpecahan dengan penyebut yang sama. Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika.

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal.  Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.

Aljabar

Peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100. Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau objek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

Pengukuran

Peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.  Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.

Geometri

Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.

Analisis Data Dan Peluang

Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).

 TP:  Peserta didik mampu mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika 

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

Apa kabar anak sholih sholihah…

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat

Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ujian hari ini! Jangan lupa tingkatkan iman dan takwa dengan selalu rajin melaksanakan solat 5 waktu, murojaah, sholat sunah Dhuha.

Mari kita baca dan cermati rangkuman materi hari inii.

 BAHASA INDONESIA

 Pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar Bab IV Meliuk dan Menerjang terdapat kegiatan memahami laporan wawancara. Tujuan dari kegiatan pembelajaran ini adalah melalui membaca teks “Kuat untuk Melindungi”, peserta didik dapat memahami isi Laporan Hasil Wawancara dengan baik. Pada kegiatan ini siswa berlatih mengembangkan kategori yang lebih terperinci berdasarkan pemahamannya terhadap tulisan dan gambar dalam teks informasi


Menurut KBBI wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.

Dalam melakukan wawancara harus mencatat hal-hal penting yang disesuaikan dengan poin-poin yang harus ada dalam laporan wawancara. Misalnya saja nama pewawancara, asal sekolah, kelas, tanggal wawancara, dan orang yang diwawancarai atau narasumber. Menurut KBBI narasumber adalah orang yang memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi sumber) informasi.

Bacalah teks berikut ini dengan saksama.
Laporan Wawancara
Kuat untuk Melindungi
oleh Nurul Hidayati
Kak Puspita adalah seorang pesilat tangguh. Dia telah banyak meraih gelar juara di pertandingan tingkat nasional maupun provinsi. Berikut ini hasil wawancara saya dengannya.

Sewaktu Kak Puspita masih kecil, awalnya dia tidak tertarik ilmu bela diri. Suatu saat dia diganggu beberapa anak yang lebih besar. Dia berusaha melawan, tetapi tidak bisa karena masih kecil. Dia malah ditertawakan. Sejak itu dia memikirkan cara supaya bisa membela dirinya sendiri.

Ketika masuk SMP, ada ekstrakurikuler pencak silat. Dia segera mendaftar. Ternyata belajar silat itu asyik dan seru. Kak Puspita kemudian bergabung di sebuah perguruan silat.

Awalnya Kak Puspita ingin menguasai silat supaya bisa melawan pengganggunya. Dia terpikir untuk suatu saat membalas perbuatan para pengganggunya. Namun, setelah mendalami silat, Kak Puspita jadi mengerti bahwa silat harusnya bukan untuk balas dendam. Silat justru untuk berteman dan melindungi.

Kata Kak Puspita, di dalam gerakan pencak silat terkandung banyak nilai luhur. Misalnya, dalam sikap pasang. Ada beberapa sikap pasang, biasanya dilakukan dengan tangan dalam keadaan terbuka, bukan mengepal. Artinya, silat itu bukan untuk berkelahi atau menyakiti. Kalau ada yang menyerang, hal pertama yang sebaiknya dilakukan adalah menghindar dan menangkis. Kalau dia masih menyerang, barulah kita patahkan gerakannya tanpa melukai.

Manfaat yang dirasakan Kak Puspita setelah menekuni pencak silat antara lain: tubuhnya menjadi lebih sehat dan bugar, lebih mudah berkonsentrasi, dapat banyak teman, serta menjadi orang yang lebih baik.

Kak Puspita menjelaskan bahwa keberhasilannya dalam pertandingan-pertandingan adalah berkat disiplin dalam latihan. Kak Puspita mengatakan bahwa ini tidak hanya berlaku pada silat. Apa pun yang kita lakukan, kalau kita lakukan dengan tekun dan sungguh-sungguh, pasti akan memberikan hasil yang baik.

Selanjutnya, Kak Puspita berharap bahwa anak-anak seusia saya belajar ilmu bela diri, terutama silat. Pencak silat adalah seni bela diri asli negara kita. Jadi, di samping mendapatkan banyak manfaat untuk diri sendiri, sekaligus juga melestarikan budaya bangsa Indonesia.

KBBI
  1. wawancara: n tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi, n tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan, n tanya jawab peneliti dengan narasumber
  2. tangkis atau menangkis: v menolak atau menahan (pukulan atau serangan dengan senjata dan sebagainya) dengan menggunakan tangan, perisai, dan sebagainya): tangannya terluka ketika ~ serangan golok perampok, v menahan dan memukul kembali: pesilat itu dengan tangkas ~ serangan lawannya
  3. laga: n perkelahian
  4. watak: n sifat batin manusia yang memengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat
  5. sikap pasang: sikap bersiap menghadapi lawan
  6. kunci: n alat untuk mengancing pintu, peti, dan sebagainya, terdiri atas anak kunci dan induk kunci, n ki alat untuk mencapai suatu maksud (seperti membongkar rahasia, memecahkan masalah, menentukan kalah menang, atau berhasil tidaknya sesuatu)
  7. narasumber: n orang yang memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi sumber) informasi
  8. menerjang: v menendang; menyepak (ke bawah atau ke depan),v menyerang; menyerbu: pasti ia sudah ~ sopir itu jika aku tidak cepat-cepat menahannya,v melanggar; menubruk; menyeruduk: ia berlayar ~ ombak melewati terus

Daftar Periksa Laporan Hasil Wawancara
IsiAda/Tidak Ada Sebutkan
Informasi nama narasumberAda: Puspita
Profesi/latar belakang narasumberAda : Pesilat
Nama pewawancaraAda: Nurul Hidayati
Tanggal wawancaraAda: 24 Januari 2021
FotoAda
Jawaban narasumber atas daftar pertanyaan, yang dituturkan ulang oleh pewawancaraAda

Berdiskusi
Tujuan kegiatan ini adalah melalui kegiatan mendiskusikan teks “Kuat untuk Melindungi”, peserta didik dapat berlatih untuk berpartisipasi dalam diskusi dengan aktif.

Diskusikan isi teks Laporan Wawancara “Kuat untuk Melindungi” pada halaman sebelumnya. Berbicaralah dengan suara yang jelas agar pembicaraan kalian dipahami dengan baik. Gunakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai panduan.

1. Judul laporan di atas adalah “Kuat untuk Melindungi”. Menurut kalian, apa makna yang ingin disampaikan penulis dengan judulnya ini?
Makna yang ingin disampaikan penulis adalah dengan berlatih pencak silat tubuh akan menjadi kuat dan dapat digunakan untuk melindungi diri atau teman.
2. Apakah kalian setuju bahwa ilmu bela diri bukan untuk berkelahi? Jelaskan jawaban kalian!
Setuju, karena bela diri dapat digunakan untuk melindungi diri saat benar-benar dalam keadaan darurat bukan untuk mencari musuh. Bela diri juga membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bugar, lebih mudah berkonsentrasi, dapat banyak teman, serta menjadi orang yang lebih baik.
3. Apa ilmu bela diri yang ingin kalian pelajari? Mengapa?
Saya mempelajari pencak silat karena mendapatkan banyak manfaat seperti badan menjadi sehat, sekaligus juga melestarikan budaya bangsa Indonesia.
4. Kira-kira, apa saja daftar pertanyaan yang diajukan Nurul?
Mengapa Kak Puspita tertarik mempelajari bela diri?
Kapan Kak Puspita bergabung ke perguruan silat?
Apa tujuan Kak Puspita mempelajari bela diri?
Apa saja nilai-nilai luhur dalam pencak silat?
Apa saja manfaat yang diperoleh Kak Puspita setelah mempelajari pencak silat?
Bagaimana cara Kak Puspita meraih keberhasilan dalam pertandingan pencak silat?
Apa harapan Kak Puspita terhadap anak sesuianya terhadap ilmu bela diri?

Demikian pembahasan mengenai Memahami Laporan Wawancara Kuat untuk Melindungi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas IV, Kemendibud

MATEMATIKA
Pecahan adalah bilangan yang menyatakan perbandingan suatu bilangan terhadap keseluruhan. Pada materi pecahan, kita dapat membandingkan dan mengurutkan pecahan. Agar dapat mengurutkan sejumlah pecahan, kita harus memahami terlebih dulu cara membandingkannya. 

A. Membandingkan Pecahan Menggunakan Gambar
Membandingkan pecahan berarti melihat dua bilangan pecahan dan menentukan mana bilangan yang lebih besar. Sedangkan mengurutkan pecahan adalah menyusun pecahan dari nilai terkecil atau dari nilai yang terbesar.

Bilangan pecahan dapat disimbolkan dengan “a/b” (a per b), “a” sebagai pembilang, dan “b” sebagai penyebut. Misalnya, terdapat satu porsi pizza (satu keselutuhan), kemudian dipotong menjadi delapan bagian. Nah, kedelapan bagian potongan pizza tersebut dapat dikatakan pecahan. Setiap satu potongan pizza, kita menyebutnya dengan 1/8 (satu per delapan), kalau kita mengambil dua potongan, berarti disebut dengan 2/8 (dua per delapan).

Wingko babat merupakan makanan khas dari Semarang. Saat ini wingko babat memiliki rasa yang beraneka, yaitu orisinal, cokelat, stroberi, dan sebagainya. Mari kalian tuliskan pecahan potongan wingko stroberi pada tabel berikut.
Pecahan
Mari amati dan bandingkan gambar berikut, lalu berilah tanda <, >, atau =. Selanjutnya, tuliskan bagian tersebut dalam bentuk pecahan!
Membandingkan
Melalui gambar di atas kita dapat membandingkan pecahan 1/2 dengan 1/3, ternyata pecahan 1/2 lebih besar daripada pecahan 1/3.

B. Mengurutkan Pecahan
Yohana seorang atlet lompat jauh. Yohana rajin berlatih, terutama untuk mempersiapkan kejuaraan. Berikut ini hasil pengukuran 3 kali lompatannya. Lompatan pertama 2 3/4 m, lompatan kedua 3 1/2 m, dan lompatan ketiga 7/8 m. Dapatkah kalian membantu Yohana mengurutkan hasil lompatannya dari jarak yang terjauh sampai terdekat? Lompatan mana yang paling panjang?

1. Menggunakan Garis Bilangan
a. Menyamakan bentuk pecahan
Terlebih dahulu, mari kita berlatih mengubah bentuk pecahan campuran menjadi bentuk pecahan biasa. Mengubah ke bentuk pecahan biasa. Pecahan campuran pada hasil lompatan Yohana yaitu 2 3/4 dan 3 1/2 dapat diubah menjadi pecahan biasa. Lengkapilah langkah berikut!
Urutan
Sehingga urutan lompatan Yohana dari yang terjauh ke terdekat adalah : 3 1/2, 2 3/4, dan 7/8.

b. Mengurutkan posisi pecahan pada garis bilangan
Makin ke kanan posisi pecahan, nilainya makin besar. Begitu juga sebaliknya, makin ke kiri posisinya, nilainya makin kecil.
Urut
Perhatikan letak pecahan 11/4, 7/2, dan 7/8 pada garis bilangan di atas. Urutan dari yang terbesar adalah 7/2, 11/4, dan 7/8. Dengan demikian, urutan lompatan Yohana dari yang paling jauh adalah 7/2, 11/4, dan 7/8.

2. Membandingkan Pembilang 
a. Menyamakan bentuk pecahan
Kita ubah bentuk pecahan campuran menjadi bentuk pecahan biasa.

Mengubah ke bentuk pecahan biasa 
Pecahan campuran pada lompatan Yohana yaitu 2 3/4 dan 3 1/2 dapat diubah menjadi pecahan biasa.Perhatikan langkah berikut!
Penyebut
b. Menyamakan penyebut
Hasil lompatan Yohana merupakan pecahan dengan penyebut  yang berbeda-beda, yaitu .../4,  .../2,  .../8. Bagaimana cara menyamakan penyebut tersebut?
Penyelesaian
Mencari KPK dari 4, 2, dan 8. 
Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16
Kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 12
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24,32
KPK dari 4, 2, dan 8 adalah 8
Sebut
c. Membandingkan pembilang
.../4,  .../2,  .../8 = .22/8,  28/8,  7/8
Pembilangnya = 22, 28, 8dan 7
Karena 7 < 22 < 28 maka urutan hasil lompatan Yohana dari yang paling jauh adalah 7/2 (28/8)

3. Membandingkan Bilangan bulat
Daftar hasil lompatan Yohana yaitu 2 3/4, 3 1/2,  7/8. Perhatikan komponen bilangan bulat pada pecahan hasil  lompatan Yohana. Coba urutkan dari yang terkecil.
7/8, 2 3/4, dan 3 1/2

Karena 0 < 2 < 3 maka urutan hasil lompatan Yohana adalah 7/8. 2 3/4, dan 3 1/2

Ayo berlatih
1. Bandingkan kedua gambar berikut ini, kemudian isilah titik-titik dengan tanda <, =, atau >.
Lebih Besar


2. Nisa memiliki tiga potongan pita dengan panjang 2 2/5 m, 2 1/4 m, 2 1/2 m. Bantulah Nisa mengurutkan potongan pita dari yang terpendek.
2 2/5 = 12/5 = 24/20
2 1/4 = 9/4 = 45/20
2 1/2 = 5/2 = 50/20
Urutan pita dari yang terpendek adalah 24/20 (2 2/5), 45/20 (2 1/4), dan 50/20 (2 1/2)
Demikian pembahasan mengenai Membandingkan dan Mengurutkan Pecahan. Semoga tulisan ini bermanfaat.


Mengurutkan pecahan adalah menyusun pecahan secara berurutan mulai dari yang terkecil hingga ke yang terbesar atau sebaliknya, dari yang terbesar ke yang terkecil nilainya.

Untuk pecahan berpenyebut sama, tinggal membandingkan pembilangnya.

Contoh Mengurutkan Pecahan

Untuk pecahan berpenyebut berbeda,
  1. samakan dulu penyebutnya dengan KPK
  2. rubah pembilang sesuai prinsip Pecahan Senilai
  3. urutkan pembilang

Contoh soal:


kerjakan latihan soal mengurutkan pecahan ini dibuku tulis kalian. 

Pendidikan Pancasila

Musyawarah merupakan satu di antara hal yang amat penting bagi kehidupan manusia, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Kata musyawarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syawara yang artinya berunding, urun rembuk atau mengajukan sesuatu. Musyawarah memiliki tujuan untuk mencapai mufakat atau persetujuan.

Semua orang memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya di manapun, misalnya, saat berdiskusi bersama keluarga, bersama teman sekelas, atau teman bermain. Pendapat adalah buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal (seperti orang atau peristiwa).

Dalam mengemukakan sebuah pendapat ada beberapa hal yang harus sangat kita perhatikan. Mengungkapkan sebuah pendapat tidak boleh dilakukan secara semena-mena dan seenaknya saja, karena tanpa kita sadari pendapat kita nantinya dapat menyakiti dan melukai perasaan banyak orang. 


Suatu keputusan bersama tidak akan tercapai jika semua orang saling memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Keputusan bersama bukan merupakan keinginan dari satu orang atau satu golongan saja. Akan tetapi, merupakan hasil pertimbangan dari semua pandangan atau pendapat yang dikemukakan oleh semua peserta musyawarah dengan berdasarkan kepada prinsip keadilan.
Musyawarah
Oleh karena itu, dalam mengambil suatu keputusan bersama diperlukan kebijaksanaan untuk menampung aspirasi dari para peserta musyawarah sehingga keputusan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam proses perumusan keputusan tersebut

Untuk mencapai tujuan, pendapat harus disampaikan secara benar, beretika, dan bertanggung jawab. Ada beberapa hal yang harus dipikirkan dan perhatikan terlebih dahulu sebelum menyampaikannya, agar tidak menyinggung atau bahkan menimbulkan perselisihan.

1. Menggunakan bahasa yang santun
Saat ingin mengungkapkan pendapat, sampaikan dengan kata-kata yang sopan dan santun. Tidak dengan kata-kata yang kasar yang disertai dengan makian sehingga akan menyakiti orang lain. Penyampaian pendapat menggunakan bahasa yang santun membuat jalanya musyawarah berjalan dengan baik.

2. Menghargai pendapat teman dan tidak memotong pembicaraan
Setiap orang yang hadir dalam musyawarah mempunyai hak dan kesempatan untuk mengutarakan pendapat. Kita harus bisa menghargai perbedaan pendapat dan jangan selalu ingin mendominasi pembicaraan.

Jika ingin mengutarakan atau menanggapi pendapat, tunggu hingga teman yang lain selesai berbicara. Memotong pembicaraan merupakan tindakan yang kurang baik. Hal ini memungkinkan pendapat mereka belum tersampaikan secara keseluruhan. 

3. Tidak memaksakan pendapat
Setiap orang pasti memiliki pemikiran atau pandangan berbeda. Penolakan merupakan hal yang sangat wajar dalam sebuah musyawarah, kita tidak bisa memaksakan teman untuk selalu setuju pada gagasanmu.

Tidak perlu marah jika pendapatmu kurang mendapatkan respon baik atau bahkan ditolak sekali pun. Berbesar hatilah, dan bersikap baik. Mungkin saja pendapatmu tidak salah, tetapi ada pendapat lain yang lebih mewakili kepentingan bersama.

Bentuk Bentuk Keputusan Bersama
Mengambil sebuah keputusan merupakan salah satu cara supaya musyawarah bisa berjalan dengan baik. Ada beberapa bentuk cara mengambil keputusan bersama dalam sebuah musyawarah. Berikut ini penjelasannya.

1. Keputusan aklamasi
Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta rapat dan sebagainya terhadap suatu usul tanpa melalui pemungutan suara. Jadi keputusan aklamasi adalah sebuah keputusan tanpa melalui pemungutan suara terlebih dahulu karena semua peserta memiliki pendapat yang sama.

Syarat bisa dilakukannya keputusan aklamasi adalah tidak terdapat perbedaan pendapat di antara para peserta musyawarah, semua peserta setuju pengambilan keputusan dilakukan secara aklamasi.

2. Musyawarah mufakat
Musyawarah diartikan sebagai pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam penyelesaian suatu masalah bersama. Sedangkan mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui sebagai keputusan berdasarkan kebulatan pendapat sebagai hasil musyawarah.

Musyawarah untuk mencapai mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama yang paling baik. Sebab dengan musyawarah mufakat berarti semua orang yang terlibat dalam musyawarah menyatakan setuju terhadap keputusan yang diambil bersama.

3. Pemungutan suara terbanyak
Cara pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak akan dilakukan, apabila cara pengambilan keputusan dengan cara musyawarah tidak mencapai mufakat. Karena itu para peserta musyawarah harus mengambil keputusan bersama dengan cara pengambilan suara terbanyak.

Dalam proses pemungutan suara, bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Mengacungkan tangan.
2. Berdiri dari tempat duduk.
3. Berpindah tempat sesuai dengan pilihan.
4. Menuliskan pilihan di atas kertas kemudian dikumpulkan.

Pengambilan keputusan bersama berdasarkan suara terbanyak ini pada umumnya dilakukan oleh berbagai organisasi, baik yang ada di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Demikian pembahasan mengenai Menyampaikan Pendapat Ketika Bermusyawarah. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Pendidikan Pancasila Kelas IV Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.

SENI MUSIK

Sada kegiatan pembelajaran 1, materi yang akan disampaikan adalah penjelasan teori musik dan cara mempraktikkan irama dengan membaca notasi angka. Guru tetap dapat mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dengan memberi kuis perkelompok yang beranggotakan delapan orang sesuai barisan tempat duduknya. Metode pembelajaran yang digunakan adalah demontrasi dan drill (latihan)

A. Tempo

Tempo adalah cepat lambatnya suatu musik. Tanda tempo umumnya ditulis dalam notasi balok dan angka dalam hitungan beat per minute (BPM) yang terletak di atas sebelah kiri lagu. Biasanya tempo terbagi ke dalam tiga jenis, yakni lambat, sedang, dan cepat. Berikut istilah-istilah dalam bahasa latin yang sering digunakan dalam menunjukkan tempo:]

a. Tempo Lambat

Tempo lambat atau slow tempos memiliki kecapatan sampai dengan 75 langkah/beat setip menit. Adapun yang termasuk tempo pelan yaitu largo, leto, adagio, dan grave.

Grave. Berat dan lambat, biasanya dalam metronome berada pada kisaran tempo di bawah 40 BPM (beat per minute atau ketukan per menit).

Largo. Lebar dan besar, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 40-59 BPM

Larghetto. Lebar dan agak lambat, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 60-65 BPM

Adagio. Lambat dan statis, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 65-75 BPM

b. Tempo Sedang

Tempo sedang atau moderate tempos memiliki kecepatan sampai dengan 119 langkah/beat setiap menit. Yang termasuk dalam tempo sedang adalah adante, moderato, dan allegreto.

Andante. Berjalan, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 76 – 89 BPM

Moderato. Sedang, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 90-115 BPM

Allegreto Agak cepat, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 110 – 119 BPM

b. Tempo Cepat

Sedangkan, tempo cepat atau fast tempos memiliki kecapatan di atas 119 langkah/beat setiap menit.

Allegro. Riang cenderung cepat, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 120-129 BPM

Vivace. Hidup, lincah, dan cepat, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 130-169 BPM

Presto. Cepat sekali, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo di bawah 169 ke atas BPM

B. Birama

Birama adalah bagian dari suatu baris melodi yang menunjukkan berapa ketukan dalam setiap bagian tersebut. Birama pada musik dibatasi garis-garis vertikal. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertikal yang disebut garis birama. Hal itu terlihat dalam musik diatonis. Namun, dalam musik pentatonis, penggunaan garis birama jarang ditemui.

Dalam tangga nada diatonis, petak-petak yang dibatasi garis birama disebut ruas birama. Birama biasanya ditempatkan pada awal musik. Tanda birma berisi dua angka, atas dan bawah. Angka yang di atas menunjukkan jumlah ketukan pada tiap ruas birama.

Contoh : Birama 4/4 artinya ada pembagian garis di setiap nilai 4 kali not seperempat atau setara dengan 4 ketuk. Birama ¾ artinya ada pembagian garis di setiap nilai 3 kali not seperempat atau setaradengan 3 ketuk

C. Not dan Tanda Istirahat

Simbol yang digunakan untuk menulis musik di paranada (staff) disebut sebagai not (note). Not memiliki ragam not yang unik sesuai dengan harga atau lama durasinya. 

Tanda istirahat (rest) merupakan tanda/simbol yang menunjukan diam atau istirahat selama selang beberapa waktu. Jika not itu untuk dibunyikan, maka tanda istirahat untuk diam/tidak dibunyikan. Sama halnya dengan not, dia memiliki tanda tersendiri yang unik untuk menggambarkan harga atau lama durasi diam/istirahat. Jenis-jenis not dan tanda istirahat serta nilainya adalah sebagai berikut.

C. Pola Irama

Pola irama ialah sekelompok bunyi dengan susunan tertentu dalam satu atau beberapa birama yang muncul secara berulang-ulang dan teratur dalam sebuah lagu. Untuk melatih peserta didik tentang pola irama berikut ini contoh pola irama yang dapat dimainkan.

Keterangan:

Angka 1 dapat dimainkan dengan tepuk tangan satu kali.

Tanda titik dapat dimainkan dengan cara menggenggam tangan.

Angka 0 dapat dimainkan dengan cara menutup mulut dengan jari telunjuk sambil mendesis “ssst” agar peserta didik faham mengenai tanda istirahat.

Not seperdelapan ketuk ( 1 1) dapat dimainkan dengan menghentakan kaki kanan dan kiri secara bergantian.

Ketika mencontohkan pola irama di atas, guru harus sambil menghitung satu, dua, tiga, dan empat secara teratur dengan tempo yang mengacu pada jarum jam yang menunjukkan detik. 

Guru dapat mencoba pola irama c dan d dengan metode menghitung seperti yang tertera di atas dengan tetap mengacu pada jarum jam penunjuk detik.


Kesimpulan:
Alhamdulillah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tertib dan terlaksana dangan baik. Pelbelajaran matematika alhamdulillah hanya ada 3 orang siswa yang belum memahami mengurutkan bilangan pecahan terkecil yang berpenyebut berbeda. 

No comments:

Post a Comment

see you