Monday, November 4, 2024

Materi Kelas IV Kurikulum Merdeka

 Hari/Tanggal                   : Senin, 4 November 2024

Kelas                                : IV (Empat) 

Mata Pelajaran                : 

Pancasila                      : Musyawarah

Matematika                   : Pecahan

Bahasa Indonesia         : BAB 4 Meliuk dan Menerjang

Seni Musik                       : Alat musik Melodis

CP: 

1.       Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

2.       Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

3.       Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.

4.       Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.

5.       Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.

6.       Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.

7.       Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

8.       Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

9.       Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.

10.   Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.

11.   Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.

12. Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam. 

Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila :

1. Peserta didik menunjukkan makna sila-sila Pancasila, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; mengenal karakter para perumus Pancasila; menunjukkan sikap bangga menjadi anak Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2. Peserta didik mengidentifikasi dan melaksanakan aturan di sekolah dan lingkungan tempat tinggal; mengidentifikasi dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

3. Peserta didik membedakan dan menghargai identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, suku bangsa, bahasa, agama dan kepercayaannya di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

4. Peserta didik mengidentifikasi lingkungan tempat tinggal (RT, RW, desa atau kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; menunjukkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan di lingkungan tempat tinggal dan sekolah. 

Capaian Pembelajaran Seni Musik: 
1. peserta didik mampu mengimitasi dan menata bunyi-musik sederhana dengan menunjukkan kepekaan akan unsur-unsur bunyi-musik baik intrinsik maupun ekstrinsik

2. peserta didik mampu mengenali diri sendiri, sesama, dan lingkungan yang beragam (berkebhinekaan), serta mampu memberi kesan atas praktik bermusik lewat bernyanyi atau bermain alat/media musik baik sendiri maupun bersama-sama dalam beragam bentuk: lisan, tulisan/gambar, atau referensi lainnya.

3. peserta didik mampu menyimak, mendokumentasikan secara sederhana, dan menjalani kebiasaan bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik sejak dari persiapan, saat bermusik, maupun usai berpraktik musik, serta memilih secara aktif dan memainkan karya musik sederhana secara artistik, yang mengandung nilai-nilai positif dan membangun.

4. peserta didik mampu mengembangkan, mengimitasi, dan menata bunyi-musik sederhana menjadi pola baru dengan mempertimbangkan unsur-unsur bunyi-musik intrinsik maupun ekstrinsik.

5. peserta didik mampu menjalani, mendokumentasikan kebiasaan bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-kegiatan bermusik lewat bernyanyi dan memainkan media bunyi-musik sederhana serta mendapatkan pengalaman dan kesan baik bagi diri sendiri, sesama, dan lingkungan

Matematika              :  Pecahan

CP: 

Fase B Berdasarkan Elemen :

ELEMEN

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Bilangan

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar, dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor.

Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu dan antarpecahan dengan penyebut yang sama. Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika.

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal.  Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.

Aljabar

Peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100. Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau objek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

Pengukuran

Peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.  Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.

Geometri

Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.

Analisis Data Dan Peluang

Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).

 TP:  Peserta didik mampu mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika 

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

Apa kabar anak sholih sholihah…

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat

Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ujian hari ini! Jangan lupa tingkatkan iman dan takwa dengan selalu rajin melaksanakan solat 5 waktu, murojaah, sholat sunah Dhuha.

Mari kita baca dan cermati rangkuman materi hari inii.

 BAHASA INDONESIA

Pada teks 'Tepuk Bulu' terdapat beberapa kalimat yang menggunakan majas personifikasi. Dapatkah kalian menemukannya? Pertanyaan tersebut terdapat dalam buku Bahasa Indonesia 'Lihat Sekitar' untuk SD Kelas IV, halaman 96. 

Teks berjudul 'Tepuk Bulu' menceritakan tentang beragam prestasi olahraga bulu tangkis di Indonesia. 

Apakah teman-teman sudah belajar majas personifikasi? 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, personifikasi adalah pengumpamaan (pelambangan) benda mati sebagai orang atau manusia.

Jadi, majas personifikasi bertujuan untuk mengibaratkan barang atau makhluk hidup lain dapat melakukan kegiatan seperti manusia. 

Pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD Kurikulum Merdeka, kita akan menyebutkan kalimat yang gunakan majas personifikasi dalam teks 'Tepuk Bulu'.

Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan di atas dari penjelasan berikut ini!

Kalimat Bermajas Personifikasi dalam Teks 'Tepuk Bulu'

Berikut ini beberapa contoh kalimat yang menggunakan majas personifikasi dalam teks 'Tepuk Bulu'.

1. Indonesia masih merajai dunia olahraga bulu tangkis. 

2. Dunia mengingat Indonesia pernah meraih sepasang medali emas di Olimpiade 1992. 

3. Bulu tangkis tumbuh dan berkembang pesat dari hari ke hari. 

4. Buktinya sekarang banyak negara menunjukkan peningkatan prestasi. 

5. Bulu tangkis sendiri adalah cabang olahraga yang berusia sangat lama. 

6. Olahraga tepuk bulu ini perlahan meniti tangga menjadi favorit dunia. 

7. Indonesia mampu menyumbangkan dua medali emas melalui pemainnya, Rudi Hartono dan pasangan ganda putra Ade Chandra dan Christian Hadinata. 

8. Sejak itu, Indonesia makin bersemangat mengumpulkan berbagai medali kejuaraan dalam pertandingan badminton tingkat dunia. 

Ciri-Ciri Majas Personifikasi

Agar bisa dibedakan dengan jenis majas lainnya, kita harus mengenal ciri-ciri majas personifikasi. Berikut ini ciri-cirinya. 

1. Menggunakan kata yang menggambarkan sifat manusia. 

2. Mengganggap makhluk selain manusia, seolah-olah bersikap seperti manusia. 

3. Membandingkan benda mati layaknya hidup. 

4. Melibatkan pancaindra. 

5. Menciptakan kesan imajinatif. 

6. Memperindah susunan kalimat. 

7. Memudahkan pembaca memahami suasana


Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas IV, Kemendibud

MATEMATIKA

B. Menghubungkan Pecahan Desimal Perseratusan dengan Konsep Persen

Konsep persen banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satunya banyak kalian temukan saat berbelanja di sebuah swalayan, di sana kalian akan mendapat potongan harga atau diskon dalam bentuk persen ( persen).

Konsep Persen
Konsep Persen

Dari gambar tersebut, bentuk desimal perseratusan maka tinggal mengubah menjadi bentuk:

0,35 = 35/100

Bentuk persen adalah bentuk lain dari pecahan berpenyebut seratus. Persen disimbolkan dengan “ persen 

Contoh: 5 persen artinya 5/100

Cara mengubah bentuk desimal perseratusan menjadi bentuk persen, yaitu :



Pertama kita ubah desimal perseratusan menjadi bentuk pecahan biasa.

Kedua jika sudah berbentuk perseratusan maka kita ubah menjadi bentuk %.

0,35 = 35/100 = 35 %

Untuk mengubah pecahan desimal perseratusan menjadi bentuk persen bisa langsung mengalikannya dengan 100 % .

Ada dua cara merubah pecahan desimal perseratusan menjadi persen


Cara 1 (Cara Biasa)

Ubah desimal perseratusan menjadi bentuk pecahan biasa lalu ubah ke bentuk %

Cara 2 (cara langsung)

Pecahan desimal perseratusan tersebut kalikan langsung dengan 100 %



Misalnya:

Ubah bentuk berikut menjadi persen

0,75 =...%

Cara penyelesaian:

Cara 1
0,75 = 75/100



Cara 2
0,75 x 100 % = 75 %

Cara Langsung : Jika terdapat desimal perseratusan yang akan diubah menjadi bentuk persen maka kita tinggal mengalikan desimal perseratusan tersebut dengan 100 %

Misal :

0,25 x 100 % = (0,25 x 100) % = 25 %

2,36 x 100 % = (2,36 x 100) % = 236 %



Untuk mempermudah hasil perkalian desimal perseratusan dengan 100 % maka cara yang dapat kita lakukan adalah menggeser tanda koma pada bilangan desimal dua kali kekanan.

Perhatikan contoh berikut

0,25 x 100 % = 25 %


2,36 x 100 % = 236 %

Tanda koma digeser ke kanan dua kali



Ayo simak video berikut ini:


Pendidikan Pancasila

Musyawarah merupakan satu di antara hal yang amat penting bagi kehidupan manusia, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Kata musyawarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syawara yang artinya berunding, urun rembuk atau mengajukan sesuatu. Musyawarah memiliki tujuan untuk mencapai mufakat atau persetujuan.

Semua orang memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya di manapun, misalnya, saat berdiskusi bersama keluarga, bersama teman sekelas, atau teman bermain. Pendapat adalah buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal (seperti orang atau peristiwa).

Dalam mengemukakan sebuah pendapat ada beberapa hal yang harus sangat kita perhatikan. Mengungkapkan sebuah pendapat tidak boleh dilakukan secara semena-mena dan seenaknya saja, karena tanpa kita sadari pendapat kita nantinya dapat menyakiti dan melukai perasaan banyak orang. 


Suatu keputusan bersama tidak akan tercapai jika semua orang saling memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Keputusan bersama bukan merupakan keinginan dari satu orang atau satu golongan saja. Akan tetapi, merupakan hasil pertimbangan dari semua pandangan atau pendapat yang dikemukakan oleh semua peserta musyawarah dengan berdasarkan kepada prinsip keadilan.
Musyawarah
Oleh karena itu, dalam mengambil suatu keputusan bersama diperlukan kebijaksanaan untuk menampung aspirasi dari para peserta musyawarah sehingga keputusan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam proses perumusan keputusan tersebut

Untuk mencapai tujuan, pendapat harus disampaikan secara benar, beretika, dan bertanggung jawab. Ada beberapa hal yang harus dipikirkan dan perhatikan terlebih dahulu sebelum menyampaikannya, agar tidak menyinggung atau bahkan menimbulkan perselisihan.

1. Menggunakan bahasa yang santun
Saat ingin mengungkapkan pendapat, sampaikan dengan kata-kata yang sopan dan santun. Tidak dengan kata-kata yang kasar yang disertai dengan makian sehingga akan menyakiti orang lain. Penyampaian pendapat menggunakan bahasa yang santun membuat jalanya musyawarah berjalan dengan baik.

2. Menghargai pendapat teman dan tidak memotong pembicaraan
Setiap orang yang hadir dalam musyawarah mempunyai hak dan kesempatan untuk mengutarakan pendapat. Kita harus bisa menghargai perbedaan pendapat dan jangan selalu ingin mendominasi pembicaraan.

Jika ingin mengutarakan atau menanggapi pendapat, tunggu hingga teman yang lain selesai berbicara. Memotong pembicaraan merupakan tindakan yang kurang baik. Hal ini memungkinkan pendapat mereka belum tersampaikan secara keseluruhan. 

3. Tidak memaksakan pendapat
Setiap orang pasti memiliki pemikiran atau pandangan berbeda. Penolakan merupakan hal yang sangat wajar dalam sebuah musyawarah, kita tidak bisa memaksakan teman untuk selalu setuju pada gagasanmu.

Tidak perlu marah jika pendapatmu kurang mendapatkan respon baik atau bahkan ditolak sekali pun. Berbesar hatilah, dan bersikap baik. Mungkin saja pendapatmu tidak salah, tetapi ada pendapat lain yang lebih mewakili kepentingan bersama.

Bentuk Bentuk Keputusan Bersama
Mengambil sebuah keputusan merupakan salah satu cara supaya musyawarah bisa berjalan dengan baik. Ada beberapa bentuk cara mengambil keputusan bersama dalam sebuah musyawarah. Berikut ini penjelasannya.

1. Keputusan aklamasi
Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta rapat dan sebagainya terhadap suatu usul tanpa melalui pemungutan suara. Jadi keputusan aklamasi adalah sebuah keputusan tanpa melalui pemungutan suara terlebih dahulu karena semua peserta memiliki pendapat yang sama.

Syarat bisa dilakukannya keputusan aklamasi adalah tidak terdapat perbedaan pendapat di antara para peserta musyawarah, semua peserta setuju pengambilan keputusan dilakukan secara aklamasi.

2. Musyawarah mufakat
Musyawarah diartikan sebagai pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam penyelesaian suatu masalah bersama. Sedangkan mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui sebagai keputusan berdasarkan kebulatan pendapat sebagai hasil musyawarah.

Musyawarah untuk mencapai mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama yang paling baik. Sebab dengan musyawarah mufakat berarti semua orang yang terlibat dalam musyawarah menyatakan setuju terhadap keputusan yang diambil bersama.

3. Pemungutan suara terbanyak
Cara pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak akan dilakukan, apabila cara pengambilan keputusan dengan cara musyawarah tidak mencapai mufakat. Karena itu para peserta musyawarah harus mengambil keputusan bersama dengan cara pengambilan suara terbanyak.

Dalam proses pemungutan suara, bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Mengacungkan tangan.
2. Berdiri dari tempat duduk.
3. Berpindah tempat sesuai dengan pilihan.
4. Menuliskan pilihan di atas kertas kemudian dikumpulkan.

Pengambilan keputusan bersama berdasarkan suara terbanyak ini pada umumnya dilakukan oleh berbagai organisasi, baik yang ada di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Demikian pembahasan mengenai Menyampaikan Pendapat Ketika Bermusyawarah. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Pendidikan Pancasila Kelas IV Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.

SENI MUSIK

Sada kegiatan pembelajaran 1, materi yang akan disampaikan adalah penjelasan teori musik dan cara mempraktikkan irama dengan membaca notasi angka. Guru tetap dapat mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dengan memberi kuis perkelompok yang beranggotakan delapan orang sesuai barisan tempat duduknya. Metode pembelajaran yang digunakan adalah demontrasi dan drill (latihan)

A. Tempo

Tempo adalah cepat lambatnya suatu musik. Tanda tempo umumnya ditulis dalam notasi balok dan angka dalam hitungan beat per minute (BPM) yang terletak di atas sebelah kiri lagu. Biasanya tempo terbagi ke dalam tiga jenis, yakni lambat, sedang, dan cepat. Berikut istilah-istilah dalam bahasa latin yang sering digunakan dalam menunjukkan tempo:]

a. Tempo Lambat

Tempo lambat atau slow tempos memiliki kecapatan sampai dengan 75 langkah/beat setip menit. Adapun yang termasuk tempo pelan yaitu largo, leto, adagio, dan grave.

Grave. Berat dan lambat, biasanya dalam metronome berada pada kisaran tempo di bawah 40 BPM (beat per minute atau ketukan per menit).

Largo. Lebar dan besar, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 40-59 BPM

Larghetto. Lebar dan agak lambat, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 60-65 BPM

Adagio. Lambat dan statis, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 65-75 BPM

b. Tempo Sedang

Tempo sedang atau moderate tempos memiliki kecepatan sampai dengan 119 langkah/beat setiap menit. Yang termasuk dalam tempo sedang adalah adante, moderato, dan allegreto.

Andante. Berjalan, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 76 – 89 BPM

Moderato. Sedang, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 90-115 BPM

Allegreto Agak cepat, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 110 – 119 BPM

b. Tempo Cepat

Sedangkan, tempo cepat atau fast tempos memiliki kecapatan di atas 119 langkah/beat setiap menit.

Allegro. Riang cenderung cepat, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 120-129 BPM

Vivace. Hidup, lincah, dan cepat, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo 130-169 BPM

Presto. Cepat sekali, biasanya dalam metronome berada di kisaran tempo di bawah 169 ke atas BPM

B. Birama

Birama adalah bagian dari suatu baris melodi yang menunjukkan berapa ketukan dalam setiap bagian tersebut. Birama pada musik dibatasi garis-garis vertikal. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertikal yang disebut garis birama. Hal itu terlihat dalam musik diatonis. Namun, dalam musik pentatonis, penggunaan garis birama jarang ditemui.

Dalam tangga nada diatonis, petak-petak yang dibatasi garis birama disebut ruas birama. Birama biasanya ditempatkan pada awal musik. Tanda birma berisi dua angka, atas dan bawah. Angka yang di atas menunjukkan jumlah ketukan pada tiap ruas birama.

Contoh : Birama 4/4 artinya ada pembagian garis di setiap nilai 4 kali not seperempat atau setara dengan 4 ketuk. Birama ¾ artinya ada pembagian garis di setiap nilai 3 kali not seperempat atau setaradengan 3 ketuk

C. Not dan Tanda Istirahat

Simbol yang digunakan untuk menulis musik di paranada (staff) disebut sebagai not (note). Not memiliki ragam not yang unik sesuai dengan harga atau lama durasinya. 

Tanda istirahat (rest) merupakan tanda/simbol yang menunjukan diam atau istirahat selama selang beberapa waktu. Jika not itu untuk dibunyikan, maka tanda istirahat untuk diam/tidak dibunyikan. Sama halnya dengan not, dia memiliki tanda tersendiri yang unik untuk menggambarkan harga atau lama durasi diam/istirahat. Jenis-jenis not dan tanda istirahat serta nilainya adalah sebagai berikut.

C. Pola Irama

Pola irama ialah sekelompok bunyi dengan susunan tertentu dalam satu atau beberapa birama yang muncul secara berulang-ulang dan teratur dalam sebuah lagu. Untuk melatih peserta didik tentang pola irama berikut ini contoh pola irama yang dapat dimainkan.

Keterangan:

Angka 1 dapat dimainkan dengan tepuk tangan satu kali.

Tanda titik dapat dimainkan dengan cara menggenggam tangan.

Angka 0 dapat dimainkan dengan cara menutup mulut dengan jari telunjuk sambil mendesis “ssst” agar peserta didik faham mengenai tanda istirahat.

Not seperdelapan ketuk ( 1 1) dapat dimainkan dengan menghentakan kaki kanan dan kiri secara bergantian.

Ketika mencontohkan pola irama di atas, guru harus sambil menghitung satu, dua, tiga, dan empat secara teratur dengan tempo yang mengacu pada jarum jam yang menunjukkan detik. 

Guru dapat mencoba pola irama c dan d dengan metode menghitung seperti yang tertera di atas dengan tetap mengacu pada jarum jam penunjuk detik.


Kesimpulan:
Alhamdulillah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tertib dan terlaksana dangan baik. Pelbelajaran matematika alhamdulillah hanya ada 3 orang siswa yang belum memahami mengurutkan bilangan pecahan terkecil yang berpenyebut berbeda. 

No comments:

Post a Comment

see you