Hari/tanggal : Rabu, 10 September 2025
Mata Pelajaran :
Matematika : Bilangan Cacah Sampai 10.000
IPAS: Gaya di Sekitar Kita
Bahasa Indonesia : Di bawah Atap Kalimat Majemuk
Seni Rupa : Bentuk dan Tekstur
Capaian Pembelajaran Matematika
Elemen Bilangan : Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000.
Capaian Pembelajaran IPAS:
Peserta didik memahami bentuk dan fungsi panca indra; siklus hidup makhluk hidup; wujud zat dan perubahannya serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari; bentuk dan sumber energi serta perubahannya, gejala kelistrikan dan kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari; gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak, dan bentuk benda; pergantian hari, cuaca, dan musim di lingkungan dan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari; peran, tugas, dan tanggung jawab serta interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah; mengenal letak kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya melalui peta konvensional/digital; ragam bentang alam serta keterkaitannya dengan profesi masyarakat; keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya, dan upaya pelestariannya; perbedaan kebutuhan dan keinginan, nilai mata uang dan fungsinya.
Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia :
Menyimak:
1. Murid mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
2. Murid mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
Membaca dan memirsa :
3. Murid mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.
4. Murid mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa mengenai hal-hal menarik di lingkungan sekitar
5. Murid mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
6. Murid mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif dan teks narasi.
Berbicara dan mempresentasikan :
7. Murid mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
8. Murid mampu terlibat secara aktif dalam suatu percakapan dan diskusi sesuai tata cara.
9. Murid mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi mengenai hal hal menarik di lingkungan sekitar.
Menulis :
10. Murid mampu menulis berbagai teks dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi mengenai hal-hal menarik di lingkungan sekitar.
11. Murid mampu menggunakan kaidah sederhana kebahasaan dan kosakata baru yang memiliki makna denotatif untuk menulis teks sesuai dengan konteks.
12. Murid terampil menulis kalimat dalam tulisan Latin dan tegak bersambung.
tujuan pembelajaran :
- Murid dapat menentukan gaya yang ada di lingkungan sekitar kita
- Murid dapat menentukan perkalian bilangan cacah sampai 100
- Murid dapat menentukan dan menyusun katalimat majemuk
Assalamualaikum wrwb
Apa kabar anak sholih sholihah.........
Perkalian adalah operasi hitung penjumlahan berulang dari suatu bilangan.
Nah, kalau bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat positif yang dimulai dari angka 0.
Perkalian bilangan cacah umumnya dilakukan seperti perkalian bilangan lainnya, Adjarian.
Hanya saja perkalian bilangan cacah yang nilainya lebih besar biasanya lebih mudah dihitung dengan cara bersusun.
"Perkalian bilangan cacah lebih mudah dihitung dengan cara bersusun."
Langkah-Langkah Perkalian Bilangan Cacah
Perkalian bulangan cacah dengan cara bersusun dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Perkalian cara bersusun dengan menyimpan.
2. Perkalian cara bersusun tanpa menyimpan.
Perkalian Bilangan Cacah Cara Bersusun dengan Menyimpan
Berikut contoh perkalian bilangan cacah dengan cara bersusun menyimpan. Contoh 47x9. Nah, berikut cara penyelesaiannya. Perkalian adalah operasi hitung penjumlahan berulang dari suatu bilangan. Nah, kalau bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat positif yang dimulai dari angka 0. Perkalian bilangan cacah umumnya dilakukan seperti perkalian bilangan lainnya, Adjarian. Hanya saja perkalian bilangan cacah yang nilainya lebih besar biasanya lebih mudah dihitung dengan cara bersusun.Yuk, kita pelajari langkah-langkah perkalian bilangan cacah dengan cara bersusun!
"Perkalian bilangan cacah lebih mudah dihitung dengan cara bersusun." Langkah-Langkah Perkalian Bilangan Cacah.
Perkalian bulangan cacah dengan cara bersusun dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Perkalian cara bersusun dengan menyimpan.
2. Perkalian cara bersusun tanpa menyimpan
Perkalian Bilangan Cacah Cara Bersusun dengan Menyimpan
Berikut contoh perkalian bilangan cacah dengan cara bersusun menyimpan. Contoh 47x9. Nah, berikut cara penyelesaiannya
7 x 9 = 63
Angka 3 ditulis pada tempat nilai satuan dan angka 6 disimpan.
4 x 9 = 36.
36 + angka yang disimpan = 36 + 6 = 42. Jadi 47 x 9 = 423.
"Perkalian susun menyimpan dilakukan dengan cara menyimpan angka."
Perkalian Bilangan Cacah Cara Bersusun dengan Tanpa Menyimpan
Contoh 12 x 4. Berikut cara penyelesaiannya.
2 x 4 = 8.
Ditulis angka 8 di tempat nilai satuan.
1 x 4 = 4.
Ditulis angka 4 di tempat nilai puluhan.Jadi hasinya 12 x 4 = 48.
IPAS
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang menyebabkan benda berpindah tempat
1. Gaya Otot
Gaya yang melibatkan gerakan otot tubuh contohnya menarik meja mendorong troli
2. Gaya Magnet
Gaya magnet merupakan gaya yang timbul karena adanya daya tarik magnet.
Contohnya, benda yang terbuat dari logam tertentu bisa menempel pada magnet. Misalnya, penggunaan magnet bisa mengangkat paku dan jarum.
3. Gaya Listrik
Gaya listrik merupakan gaya yang timbul karena adanya arus listrik yang mengalir.
Contohnya, bola lampu bisa menyala ketika ada arus listrik yang mengalir.
4. Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang dihasilkan dari dua permukaan benda yang saling bergesekkan.
Contohnya, saat kita mendorong kursi beroda di lantai, ada gaya gesek sehingga kursi mudah digerakkan.
5. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi merupakan gaya yang timbul karena adanya daya tarik Bumi.
Contohnya, saat kita buah yang sudah matang di pohon jatuh ke bawah karena pengaruh daya tarik Bumi.
6. Gaya Pegas
Gaya pegas merupakan gaya yang dihasilkan oleh karet atau pegas lentur yang diregangkan.
Contohnya, karet pada ketapel yang ditarik bisa memberikan gaya untuk menggerakkan batu.
Busur panah yang bersifat lentur juga bisa menggerakkan anak panah.
Photo by Jessica Lewis from Pexels
Ilustrasi gaya memengaruhi gerak benda
Contoh Soal Kelas 4 tentang Gaya
1. Sebutkan masing-masing 3 pemanfaatan gaya otot, gaya listrik, dan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari!
- Contoh pemanfaatan gaya otot: sapi yang menggunakan tenaga otot untuk menarik sapi, kita mengangkat tas sekolah menggunakan gaya otot, pengrajin menggunakan gaya otot untuk membentuk gerabah.
- Contoh pemanfaatan gaya listrik: penggunaan gaya listrik untuk menyalakan bohlam, pengunaan gaya listrik untuk menyetrika pakaian, penggunaan gaya listrik untuk menggerakkan kipas angin.
- Contoh pemanfaatan gaya gesek: gaya gesek antara permukaan kardus korek api dan korek api menghasilkan api, gaya gesek antara tongkat dan senar biola menghasilkan musik, orang yang terjun payung dengan parasut memanfaatkan gaya gesek antara parasut dan udara.
2. Apa perbedaan gaya dan gerak?
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang diberikan pada suatu benda, sehingga benda itu bergerak.
Sedangkan, gerak merupakan perpindahan tempat suatu benda dari posisi awal ke posisi lainnya karena pengaruh gaya.
Jadi, suatu benda bisa bergerak karena adanya gaya.
3. Apa saja pengaruh gaya terhadap benda?
- Gaya dapat membuat benda diam jadi bergerak
- Gaya dapat membuat benda bergerak jadi diam
- Gaya dapat memengaruhi arah gerak benda
- Gaya dapat memengaruhi kecepatan gerak benda
- Gaya dapat mengubah bentuk benda
IPAS
Pengertian Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang diberikan pada suatu benda. Dengan gaya, benda bisa bergerak, teman-teman.
Apa teman-teman bisa memberikan contoh gaya yang ada di sekitarmu?
Saat kita mengayuh sepeda, kita menggunakan gaya.
Kita juga menggunakan gaya saat menggeser meja.
Bahkan, saat kita menyalakan lampu di rumah untuk penerangan, ini juga memanfaatkan gaya, lo.
Hubungan Gaya dan Gerak
Nah, kalau tadi teman-teman sudah tahu tentang pengetian gaya. Sekarang, kita cari tahu apa itu gerak dan hubungannya dengan gaya, yuk!
Gerak adalah perpindahan tempat suatu benda dari posisi awal ke posisi lainnya karena pengaruh gaya.
Hubungan gaya dan gerak adalah gaya dapat memengaruhi gerak benda.

Macam-Macam Gaya
Gaya apa saja yang ada di sekitar kita, ya? Coba simak beberapa macam gaya berikut ini:
1. Gaya Otot
Gaya otot ini adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja otot manusia.
Kita menggunakan gaya otot untuk mendorong, menarik, atau mengangkat benda.
Misalnya, mobil yang mogok didorong menggunakan gaya otot agar bisa bergerak.
2. Gaya Magnet
Gaya magnet merupakan gaya yang timbul karena adanya daya tarik magnet.
Contohnya, benda yang terbuat dari logam tertentu bisa menempel pada magnet. Misalnya, penggunaan magnet bisa mengangkat paku dan jarum.
3. Gaya Listrik
Gaya listrik merupakan gaya yang timbul karena adanya arus listrik yang mengalir.
Contohnya, bola lampu bisa menyala ketika ada arus listrik yang mengalir.
Gaya gesek merupakan gaya yang dihasilkan dari dua permukaan benda yang saling bergesekkan.
Contohnya, saat kita mendorong kursi beroda di lantai, ada gaya gesek sehingga kursi mudah digerakkan.
5. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi merupakan gaya yang timbul karena adanya daya tarik Bumi.
Contohnya, saat kita buah yang sudah matang di pohon jatuh ke bawah karena pengaruh daya tarik Bumi.
6. Gaya Pegas
Gaya pegas merupakan gaya yang dihasilkan oleh karet atau pegas lentur yang diregangkan.
Contohnya, karet pada ketapel yang ditarik bisa memberikan gaya untuk menggerakkan batu.
Busur panah yang bersifat lentur juga bisa menggerakkan anak panah.

Contoh Soal Kelas 4 tentang Gaya
1. Sebutkan masing-masing 3 pemanfaatan gaya otot, gaya listrik, dan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari!
- Contoh pemanfaatan gaya otot: sapi yang menggunakan tenaga otot untuk menarik sapi, kita mengangkat tas sekolah menggunakan gaya otot, pengrajin menggunakan gaya otot untuk membentuk gerabah.
- Contoh pemanfaatan gaya listrik: penggunaan gaya listrik untuk menyalakan bohlam, pengunaan gaya listrik untuk menyetrika pakaian, penggunaan gaya listrik untuk menggerakkan kipas angin.
- Contoh pemanfaatan gaya gesek: gaya gesek antara permukaan kardus korek api dan korek api menghasilkan api, gaya gesek antara tongkat dan senar biola menghasilkan musik, orang yang terjun payung dengan parasut memanfaatkan gaya gesek antara parasut dan udara.
2. Apa perbedaan gaya dan gerak?
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang diberikan pada suatu benda, sehingga benda itu bergerak.
Sedangkan, gerak merupakan perpindahan tempat suatu benda dari posisi awal ke posisi lainnya karena pengaruh gaya.
Jadi, suatu benda bisa bergerak karena adanya gaya.
3. Apa saja pengaruh gaya terhadap benda?
- Gaya dapat membuat benda diam jadi bergerak
- Gaya dapat membuat benda bergerak jadi diam
- Gaya dapat memengaruhi arah gerak benda
- Gaya dapat memengaruhi kecepatan gerak benda
- Gaya dapat mengubah bentuk benda
BAHASA INDONESIA
Jenis-Jenis dan Contoh Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk dibagi menjadi empat jenis, yaitu kalimat majemuk setara, rapatan, campuran, dan bertingkat. Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk dibagi menjadi empat jenis, yaitu kalimat majemuk setara, rapatan, campuran, dan bertingkat. Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari klausa-klausa yang memiliki hubungan setara. Kata penghubung atau konjungsi yang biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara adalah konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, dan kemudian. Berikut adalah jenis-jenis dari kalimat majemuk setara beserta contohnya.
a. Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara terdiri dari klausa-klausa yang memiliki hubungan setara. Kata penghubung atau konjungsi yang biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara adalah konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, dan kemudian. Berikut adalah jenis-jenis dari kalimat majemuk setara beserta contohnya.
a. Kalimat majemuk setara sejalan
Terdiri dari dua klausa atau lebih yang memiliki kedudukan sejalan. Dihubungkan oleh konjungsi, seperti dan, lalu, ketika, sementara. Contohnya:
- Ani sedang menggambar dan Budi mandi.
- Feri main di depan rumah, lalu makan masakan ibunya.
- Kereta bayi itu didorong ayah ketika menemani ibu membeli baju.
Terdiri dari dua klausa atau lebih yang memiliki kedudukan sejalan. Dihubungkan oleh konjungsi, seperti dan, lalu, ketika, sementara. Contohnya:
- Ani sedang menggambar dan Budi mandi.
- Feri main di depan rumah, lalu makan masakan ibunya.
- Kereta bayi itu didorong ayah ketika menemani ibu membeli baju.
b. Kalimat majemuk setara berlawanan
Terdiri dari dua klausa atau lebih yang saling berlawanan. Dihubungkan oleh kata hubung tetapi, melainkan, sedangkan. Contohnya:
- Meri tidak pernah lupa menabung, sedangkan Feri selalu menghabiskan uangnya.
- Jono baru saja sampai rumah, tetapi adiknya tidak ada di rumah.
- Ayah tidak membeli mobil baru, melainkan mobil bekas.
Terdiri dari dua klausa atau lebih yang saling berlawanan. Dihubungkan oleh kata hubung tetapi, melainkan, sedangkan. Contohnya:
- Meri tidak pernah lupa menabung, sedangkan Feri selalu menghabiskan uangnya.
- Jono baru saja sampai rumah, tetapi adiknya tidak ada di rumah.
- Ayah tidak membeli mobil baru, melainkan mobil bekas.
c. Kalimat majemuk setara hubungan sebab-akibat
Terdiri dari dua klausa yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Dihubungkan oleh konjungsi sebab, karena, sehingga, maka. Contohnya:
- Roni memakan makanan terlalu pedas, sehingga ia jadi diare.
- Sinta bangun kesiangan, sebab ia tidur terlalu malam kemarin.
- Nita mampu menjadi juara kelas karena ia selalu belajar dengan tekun.
Terdiri dari dua klausa yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Dihubungkan oleh konjungsi sebab, karena, sehingga, maka. Contohnya:
- Roni memakan makanan terlalu pedas, sehingga ia jadi diare.
- Sinta bangun kesiangan, sebab ia tidur terlalu malam kemarin.
- Nita mampu menjadi juara kelas karena ia selalu belajar dengan tekun.
d. Kalimat majemuk setara penguat
Kalimat ini memiliki klausa yang berfungsi sebagai penguat klausa lainnya. Contohnya:
- Pak Rudi memang terkenal pelit, terlebih pada orang yang tidak ia sukai.
- Andi sudah sering ditegur, bahkan ia mendapatkan SP dari atasannya.
- Fuad adalah anak yang sopan, terlebih pada orang tua.
Kalimat ini memiliki klausa yang berfungsi sebagai penguat klausa lainnya. Contohnya:
- Pak Rudi memang terkenal pelit, terlebih pada orang yang tidak ia sukai.
- Andi sudah sering ditegur, bahkan ia mendapatkan SP dari atasannya.
- Fuad adalah anak yang sopan, terlebih pada orang tua.
e. Kalimat majemuk setara pemilihan
Kalimat majemuk ini memiliki dua klausa atau lebih yang merupakan pilihan. Contohnya:
- Anak itu bisa mendapatkan beasiswa berupa uang pesangon atau belanja buku setiap bulan.
- Saya harus membersihkan rumah terlebih dahulu atau tidak diijinkan untuk menonton konser nanti malam.
- Ratih menjadi bingung harus pergi bersama Galih atau Sari.
Kalimat majemuk ini memiliki dua klausa atau lebih yang merupakan pilihan. Contohnya:
- Anak itu bisa mendapatkan beasiswa berupa uang pesangon atau belanja buku setiap bulan.
- Saya harus membersihkan rumah terlebih dahulu atau tidak diijinkan untuk menonton konser nanti malam.
- Ratih menjadi bingung harus pergi bersama Galih atau Sari.
f. Kalimat majemuk setara berurutan
Kalimat majemuk setara berurutan merupakan kalimat majemuk yang memiliki kelompok kata yang saling berurutan. Contohnya:
- Ali akan belanja sayur dahulu sebelum pulang ke rumah.
- Sesudah berdagang di pasar kemudian ibu melakukan tugasnya di rumah.
- Ani akan berkunjung ke rumah pamannya dulu setelah itu ia akan pergi ke rumah temannya.
-
Kalimat majemuk setara berurutan merupakan kalimat majemuk yang memiliki kelompok kata yang saling berurutan. Contohnya:
- Ali akan belanja sayur dahulu sebelum pulang ke rumah.
- Sesudah berdagang di pasar kemudian ibu melakukan tugasnya di rumah.
- Ani akan berkunjung ke rumah pamannya dulu setelah itu ia akan pergi ke rumah temannya.
2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang memiliki beberapa kalimat tunggal untuk dijadikan sebagai satu kalimat utuh. Biasanya, kalimat ini akan dipisah atau digabung dengan menggunakan tanda baca koma (,). Konjungsi yang biasa digunakan pada kalimat majemuk rapatan, antara lain dan, juga, serta, dan lain lain. Contohnya:
- Diah membeli sayur. Diah membeli gula. Diah membeli beras.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Diah membeli sayur, gula, dan beras.
- Ayah memakan sayur bayam. Ayah memakan tempe. Ayah memakan tahu.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Ayah memakan sayur bayam, tahu, dan tempe.
- Ani sedang duduk di teras. Ani sampai melamun.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.

Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang memiliki beberapa kalimat tunggal untuk dijadikan sebagai satu kalimat utuh. Biasanya, kalimat ini akan dipisah atau digabung dengan menggunakan tanda baca koma (,). Konjungsi yang biasa digunakan pada kalimat majemuk rapatan, antara lain dan, juga, serta, dan lain lain. Contohnya:
- Diah membeli sayur. Diah membeli gula. Diah membeli beras.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Diah membeli sayur, gula, dan beras.
- Ayah memakan sayur bayam. Ayah memakan tempe. Ayah memakan tahu.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Ayah memakan sayur bayam, tahu, dan tempe.
- Ani sedang duduk di teras. Ani sampai melamun.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki anak kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya) dan induk kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat manapun). Kalimat ini juga kerap disebut sebagai kalimat kompleks.
Konjungsi yang digunakan pada kalimat majemuk bertingkat adalah konjungsi yang tidak setara, seperti meskipun, walaupun, supaya, agar, karena, sehingga, sebab, maka, ketika, apabila, bahwa, dan sebagainya. Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki anak kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya) dan induk kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat manapun). Kalimat ini juga kerap disebut sebagai kalimat kompleks.
Konjungsi yang digunakan pada kalimat majemuk bertingkat adalah konjungsi yang tidak setara, seperti meskipun, walaupun, supaya, agar, karena, sehingga, sebab, maka, ketika, apabila, bahwa, dan sebagainya. Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi yang menandakan waktu, seperti sejak, sebelum, ketika, sesudah, sampai, saat, dan lain-lain. Contohnya:
- Nisa pergi ke warung, ketika Alya berkunjung kerumahnya.
- Ani datang ke rumah Alya sampai ibu Alya pulang dari kantor.
- Saat ibu pulang dari pasar, Feri belum ada di rumah.
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi yang menandakan waktu, seperti sejak, sebelum, ketika, sesudah, sampai, saat, dan lain-lain. Contohnya:
- Nisa pergi ke warung, ketika Alya berkunjung kerumahnya.
- Ani datang ke rumah Alya sampai ibu Alya pulang dari kantor.
- Saat ibu pulang dari pasar, Feri belum ada di rumah.
b. Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi syarat yang menjelaskan suatu kondisi harus dipenuhi oleh kondisi lain. Konjungsi yang dimaksud, antara lain apabila, jika, seandainya, asalkan. Contohnya:
- Aku pasti juara satu seandainya kemarin aku rajin belajar.
- Aku pasti bermain ke rumahmu apabila aku punya waktu luang.
- Apabila ayah membeli makan siang, aku akan mentraktirnya makan malam.
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi syarat yang menjelaskan suatu kondisi harus dipenuhi oleh kondisi lain. Konjungsi yang dimaksud, antara lain apabila, jika, seandainya, asalkan. Contohnya:
- Aku pasti juara satu seandainya kemarin aku rajin belajar.
- Aku pasti bermain ke rumahmu apabila aku punya waktu luang.
- Apabila ayah membeli makan siang, aku akan mentraktirnya makan malam.
c. Kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan menggunakan kata penghubung yang menyatakan tujuan/maksud kedepannya, seperti agar, supaya, biar, dan lain-lain. Contohnya:
- Doni bekerja dengan keras agar bisa menutupi kebutuhan keluarganya.
- Fani pergi kesekolah biar mendapat pujian dari bibinya.
- Supaya menjadi juara 1, Doni selalu belajar dan mengerjakan PR.
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan menggunakan kata penghubung yang menyatakan tujuan/maksud kedepannya, seperti agar, supaya, biar, dan lain-lain. Contohnya:
- Doni bekerja dengan keras agar bisa menutupi kebutuhan keluarganya.
- Fani pergi kesekolah biar mendapat pujian dari bibinya.
- Supaya menjadi juara 1, Doni selalu belajar dan mengerjakan PR.
d. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan
Kalimat ini dihubungkan menggunakan konjungsi yang menyatakan perbandingan, seperti ibarat, daripada, bagaikan, seperti, laksana, dan lainnya. Contohnya:
- Seperti pinang di belah dua, mukanya sangat mirip dengan kakaknya
- Gani lebih memilih fisika, daripada kimia.
- Bagaikan langit dan bumi, Risa sangat berbeda dengan kakak pertamanya.
Kalimat ini dihubungkan menggunakan konjungsi yang menyatakan perbandingan, seperti ibarat, daripada, bagaikan, seperti, laksana, dan lainnya. Contohnya:
- Seperti pinang di belah dua, mukanya sangat mirip dengan kakaknya
- Gani lebih memilih fisika, daripada kimia.
- Bagaikan langit dan bumi, Risa sangat berbeda dengan kakak pertamanya.
e. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perlawanan (konsesif)
Kalimat ini memiliki kata konjungsi yang menyatakan hubungan perlawanan, seperti walaupun, kapanpun, biarpun, dan lain-lain. Contohnya:
- Meskipun dirinya sekarang menjomblo, dirinya tidak merasa kesepian.
- Usahanya memang sudah gagal, meskipun ia sudah bekerja sekeras mungkin.
- Ayah selalu siap kapanpun ibu membutuhkan bantuan.
Kalimat ini memiliki kata konjungsi yang menyatakan hubungan perlawanan, seperti walaupun, kapanpun, biarpun, dan lain-lain. Contohnya:
- Meskipun dirinya sekarang menjomblo, dirinya tidak merasa kesepian.
- Usahanya memang sudah gagal, meskipun ia sudah bekerja sekeras mungkin.
- Ayah selalu siap kapanpun ibu membutuhkan bantuan.
f. Kalimat majemuk bertingkat hubungan sangkalan
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menyatakan sangkalan, seperti seakan-akan, seolah-olah, dan lain-lain. Contoh:
- Terkadang orang yang berbicara menyakiti orang lain seolah-olah hanya dirinyalah yang hidup di muka bumi ini.
- Fani bertengkar dengan Tias, seakan-akan semua emosinya diluapkan.
- Joko memakan semua makanan di meja, seakan-akan ia belum makan selama satu tahun.
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menyatakan sangkalan, seperti seakan-akan, seolah-olah, dan lain-lain. Contoh:
- Terkadang orang yang berbicara menyakiti orang lain seolah-olah hanya dirinyalah yang hidup di muka bumi ini.
- Fani bertengkar dengan Tias, seakan-akan semua emosinya diluapkan.
- Joko memakan semua makanan di meja, seakan-akan ia belum makan selama satu tahun.
g. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebab
Kalimat ini menjelaskan mengenai hubungan sebab dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung sebab, karena, oleh karena, dan lain-lain. Contohnya:
- Dia sedang merasa senang karena ibunya yang sudah lama pergi kini sudah pulang dari arab.
- Rangga menderita penyakit jantung karena dia suka menghisap rokok.
- Oleh karena terlalu sering berolahraga, kaki ayah jadi kram dan pegal-pegal.
Kalimat ini menjelaskan mengenai hubungan sebab dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung sebab, karena, oleh karena, dan lain-lain. Contohnya:
- Dia sedang merasa senang karena ibunya yang sudah lama pergi kini sudah pulang dari arab.
- Rangga menderita penyakit jantung karena dia suka menghisap rokok.
- Oleh karena terlalu sering berolahraga, kaki ayah jadi kram dan pegal-pegal.
h. Kalimat majemuk bertingkat hubungan akibat
Kalimat ini menggunakan kata konjungsi yang menyatakan akibat, seperti sampai-sampai, maka, sehingga, dan lain-lain. Contohnya:
- Andi memukul Alya, sehingga ibu Alya marah kepada Andi.
- Andi memarahi ibunya sampai-sampai Fani menangis tersedu.
- Karena lapar, maka ular itu memakan ayam.
Kalimat ini menggunakan kata konjungsi yang menyatakan akibat, seperti sampai-sampai, maka, sehingga, dan lain-lain. Contohnya:
- Andi memukul Alya, sehingga ibu Alya marah kepada Andi.
- Andi memarahi ibunya sampai-sampai Fani menangis tersedu.
- Karena lapar, maka ular itu memakan ayam.
i. Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara
Kalimat ini menjelaskan keterangan cara dari anak kalimat ke induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata “dengan”. Contohnya:
- Ani belajar menggunakan laptop dengan dibantu oleh kakaknya.
- Ina belajar bahasa Inggris dengan menggunakan kamus bahasa.
- Dengan menggunakan telepon, Rudi menyampaikan rasa rindu pada kekasihnya.
Kalimat ini menjelaskan keterangan cara dari anak kalimat ke induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata “dengan”. Contohnya:
- Ani belajar menggunakan laptop dengan dibantu oleh kakaknya.
- Ina belajar bahasa Inggris dengan menggunakan kamus bahasa.
- Dengan menggunakan telepon, Rudi menyampaikan rasa rindu pada kekasihnya.
j. Kalimat majemuk bertingkat hubungan alat
Kalimat majemuk jenis ini terdapat penjelasan mengenai cara atau alat yang digunakan dalam kejadian, biasanya ditandai dengan konjungsi, seperti dengan atau tanpa. Contohnya:
- Menteri Keuangan mengontrol perekonomian dengan menaikkan pajak bagi rakyat.
- Kompor listrik bisa menghangatkan makanan tanpa menggunakan api.
- Gisela menjemur pakaian di halaman belakang dengan menggunakan jemuran yang terbuat dari tali.
Kalimat majemuk jenis ini terdapat penjelasan mengenai cara atau alat yang digunakan dalam kejadian, biasanya ditandai dengan konjungsi, seperti dengan atau tanpa. Contohnya:
- Menteri Keuangan mengontrol perekonomian dengan menaikkan pajak bagi rakyat.
- Kompor listrik bisa menghangatkan makanan tanpa menggunakan api.
- Gisela menjemur pakaian di halaman belakang dengan menggunakan jemuran yang terbuat dari tali.
k. Kalimat majemuk bertingkat hubungan hasil
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menunjukkan hasil, berupa kata “makanya”. Contohnya:
- Fani anak yang nakal makanya ibunya tidak suka memberi saran tegas untuk Fani.
- Andi anak yang malas makanya guru sering menegur Andi dengan nada tegas.
- Juju selalu belajar makanya ia jadi juara satu di kelasnya.
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menunjukkan hasil, berupa kata “makanya”. Contohnya:
- Fani anak yang nakal makanya ibunya tidak suka memberi saran tegas untuk Fani.
- Andi anak yang malas makanya guru sering menegur Andi dengan nada tegas.
- Juju selalu belajar makanya ia jadi juara satu di kelasnya.
l. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penjelasan
Kalimat ini menjelaskan makna atau penjelasan yang didapat dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung “bahwa”. Contohnya:
- Ani berbicara dengan Ria bahwa seseorang telah menculik adiknya saat pulang sekolah.
- Ani belajar untuk mandiri setelah mendengar saran dari ayahnya bahwa menjadi orang mandiri akan membawanya lebih sukses.
- Pembawa acara berita tersebut sangat semangat menjelaskan kronologi kecelakaan bahwa ada mobil menabrak rumah warga di pinggir jalan.
Kalimat ini menjelaskan makna atau penjelasan yang didapat dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung “bahwa”. Contohnya:
- Ani berbicara dengan Ria bahwa seseorang telah menculik adiknya saat pulang sekolah.
- Ani belajar untuk mandiri setelah mendengar saran dari ayahnya bahwa menjadi orang mandiri akan membawanya lebih sukses.
- Pembawa acara berita tersebut sangat semangat menjelaskan kronologi kecelakaan bahwa ada mobil menabrak rumah warga di pinggir jalan.
m. Kalimat majemuk bertingkat hubungan kenyataan
Kalimat ini memiliki kata konjungsi, seperti padahal dan sedangkan. Contohnya:
- Ani bermain ponsel padahal adiknya menagis-nangis mencarinya.
- Dian pergi ke Jakarta sedangkan ibunya di kampung sendirian tanpa saudara.
- Kerajinan tangan ini sangat mudah padahal pembuatannya rumit.
Kalimat ini memiliki kata konjungsi, seperti padahal dan sedangkan. Contohnya:
- Ani bermain ponsel padahal adiknya menagis-nangis mencarinya.
- Dian pergi ke Jakarta sedangkan ibunya di kampung sendirian tanpa saudara.
- Kerajinan tangan ini sangat mudah padahal pembuatannya rumit.
n. Kalimat majemuk bertingkat hubungan atribut
Kalimat ini menggunakan kata penghubung “yang”. Contohnya:
- Dia yang makan pisang itu adalah adik saya.
- Ibu yang memakai baju biru itu adalah ibu saya.
- Masalah yang menimpa Runi sangat pelik.
Kalimat ini menggunakan kata penghubung “yang”. Contohnya:
- Dia yang makan pisang itu adalah adik saya.
- Ibu yang memakai baju biru itu adalah ibu saya.
- Masalah yang menimpa Runi sangat pelik.
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu, kalimat majemuk campuran memiliki ciri, yaitu terdiri dari tiga klausa dalam satu kalimatnya. Contohnya:
- Keinginan itu selalu tertunda karena Dedi lebih berkonsentrasi ke lembaga pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan di dalam negeri.
- Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata ini, tetapi rasa takut itu tidak juga pergi dari hati dan pikiranku.
- Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai jelek dan harus tidak naik kelas.
- Seni Rupa
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu, kalimat majemuk campuran memiliki ciri, yaitu terdiri dari tiga klausa dalam satu kalimatnya. Contohnya:
- Keinginan itu selalu tertunda karena Dedi lebih berkonsentrasi ke lembaga pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan di dalam negeri.
- Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata ini, tetapi rasa takut itu tidak juga pergi dari hati dan pikiranku.
- Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai jelek dan harus tidak naik kelas.
No comments:
Post a Comment
see you